Search

Karena Kereta Cepat, Jakarta-Bandung Jadi Lebih Murah? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga tahun lagi Indonesia akan punya moda transportasi kereta cepat seperti Shinkansen yang ada di Jepang. Pasalnya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menargetkan kereta cepat Jakarta-Bandung akan mulai beroperasi pada tahun 2021.

Terbaru, biaya paling murah untuk naik kereta tersebut telah diungkapkan oleh PT KCIC.

"Jadi kami kisarannya di harga yang paling terendah di sekitar US$ 16 (Rp 227.200 dengan kurs Rp 14.200/US$). Yang paling feasible di situ," ujar Deni Yusdiana, Manajer PR & CSR PT KCIC, Sabtu (15/6/2019).


Nantinya kereta yang akan digunakan adalah tipe CR400AF Electric Multiple Unit (EMU) yang bisa melaju dengan kecepatan hingga 350 km/jam.

Dengan kecepatan tersebut, tentu saja waktu tempuh perjalanan Jakarta-Bandung akan menjadi lebih cepat.

"Jarak antara Jakarta dan Bandung dapat ditempuh hanya dalam waktu 36 menit (direct) sampai dengan 46 menit (non-direct/berhenti di setiap stasiun)," tulis PT KCIC melalui akun instagram @keretacepat_id, Jumat (14/6/2019).

Dengan begitu, nantinya kereta cepat Jakarta-Bandung akan bersaing dengan moda transportasi yang telah ada saat ini. Saingan yang paling mendekati adalah travel premium Jakarta-Bandung, contohnya Cititrans.

Lantas apakah harga tiket kereta cepat akan bersaing dengan travel?

Berdasarkan perhitungan kasar yang dilakukan oleh Tim Riset CNBC Indonesia, bisa jadi harga kereta cepat akan lebih murah dibanding travel.

Detail perhitungannya adalah sebagai berikut:

Pada saat beroperasi nanti, kemungkinan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated sudah bisa beroperasi. Dengan begitu, waktu tempuh perjalanan menggunakan travel berpotensi kembali ke kisaran 2,5 jam. Sementara harga tiket travel premium Jakarta-Bandung saat ini sudah mencapai Rp 160.000 (contoh: Cititrans). Akan tetapi biaya tidak berhenti sampai di tiket saja.

Waktu adalah uang. Akan ada waktu yang terbuang untuk perjalanan, yang mana bisa digunakan untuk mengerjakan hal lain yang lebih produktif. Asumsinya, tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan sepanjang perjalanan.

Pada kondisi jam kerja adalah 40 jam/minggu dan satu tahun sama dengan 52 minggu, sejatinya orang yang berpenghasilan Rp 10 juta/bulan memiliki 'harga waktu' Rp 57.692/jam.

Artinya bila ada 2,5 jam waktu yang terbuang karena naik travel, ada pula harga yang harus dibayar atas waktu tersebut sebesar Rp 144.231 (Rp 57.692/jam X 2,5 jam). Alhasil, biaya total perjalanan travel jadi sebesar Rp 304.231.

Lalu bagaimana dengan kereta cepat?

Orang yang sama (penghasilan Rp 10 juta/bulan), akan hanya membayar 'harga waktu' sebesar Rp 43.269 untuk perjalanan kereta cepat selama 45 menit (Rp 57.692/jam X 0,75 jam). Dengan harga tiket Rp 227.200, total biaya yang harus dibayar oleh orang tersebut hanya Rp 270.469 atau lebih murah 11% dibanding naik travel.

Tentu saja untuk orang dengan penghasilan yang lebih rendah, hasil akhir perhitungan juga akan berbeda. Dengan menggunakan asumsi yang sama, orang berpenghasilan Rp 4.500.000/bulan akan mendapati biaya kereta cepat lebih mahal 10% dibanding travel premium.

Pada akhirnya penumpang kereta cepat dan travel akan berada pada segmen pasar yang berbeda.

Sebagai catatan, perhitungan tersebut mengabaikan waktu yang dibutuhkan penumpang untuk jalan dari rumah ke masing-masing tempat pemberangkatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/dru)

Let's block ads! (Why?)


https://www.cnbcindonesia.com/news/20190616192357-4-78633/karena-kereta-cepat-jakarta-bandung-jadi-lebih-murah

2019-06-16 14:22:00Z
52781664172187

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Karena Kereta Cepat, Jakarta-Bandung Jadi Lebih Murah? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.