Search

Rupiah Bimbang Dijepit MK dan Trump-Xi - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak labil di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah sudah merasakan pelemahan, penguatan, dan stagnasi. Pada Kamis (27/6/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.165. Rupiah menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan di Rp 14.170/US$. Kemudian rupiah sempat terpeleset ke zona merah, meski tidak terlalu lama. Mata uang Tanah Air berhasil menyeberang ke zona hijau, dan penguatannya sempat lumayan meyakinkan.
Namun jelang tengah hari, penguatan rupiah menipis. Oleh karena itu, rupiah masih sangat rentan 'digoyang'.
 Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:  Rupiah galau karena menantikan dua momen maha penting. Pertama adalah pembacaan putusan sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) siang ini. Pelaku pasar harap-harap cemas, menanti kejelasan mengenai siapa pemimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan. Apakah putusan MK memperkuat hasil perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin? Atau Mahkamah mengabulkan permohonan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dengan mendiskualifikasi Jokowi-Amin? 
Selain itu, investor juga menyoroti risiko gangguan keamanan. Massa sudah berdatangan ke Gedung MK, dan bukan tidak mungkin terjadi bentrokan seperti selepas pengumuman hasil perhitungan suara oleh KPU. Oleh karena itu, perhatian investor tertuju ke Medan Merdeka Barat. Hasil putusan MK plus situasi keamanan di sana menjadi sorotan. 

Baca:
Jelang Sidang Putusan, Massa Mulai Padati Kawasan Sekitar MK


(BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/aji)

Let's block ads! (Why?)


https://www.cnbcindonesia.com/market/20190627120050-17-81041/rupiah-bimbang-dijepit-mk-dan-trump-xi

2019-06-27 05:10:50Z
52781681633983

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah Bimbang Dijepit MK dan Trump-Xi - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.