Search

Sinyal IHSG Sudah Bottom, tapi Corona Susah Diprediksi - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi 1 Selasa (17/3/2020) melemah 4,18% yang turun 196 poin ke level 4.494,69. Perkembangan virus corona masih menjadi pemicu anjloknya IHSG.

Setelah dibuka stagnan pada level 4.690,66 IHSG terus melemah seiring sentimen negatif pasar berlanjut.

Saham-saham yang banyak di jual asing (net Sell) pada perdagangan hari ini antara lain, saham PT Bank Central Asia (BBCA) sebesar 167,37 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 113,55 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 102,07 miliar PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 80,22 miliar, sedangkan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 75,8 miliar.

 

Berdasarkan data dari RTI, ada 171 saham yang merosot lebih dari 6% alias mendekati batas ARB. 3 diantaranya sudah kena batas ARB 7% yakni PT Adi Sarana Armaba Tbk (ASSA), PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE).

Fokus investor pada hari ini kemungkinan akan tetap pada situasi yang berkembang pesat di sekitar wabah virus corona global, yang telah menginfeksi lebih dari 181.000 orang di seluruh dunia serta merenggut setidaknya 7.113 nyawa, menurut data dari Universitas John Hopkins.

 

COVID-19 Pemicu Utama IHSG Ambles, Ini Analisis Sesi IIFoto: Revinitif

 

Analisis Teknikal

Harga IHSG masih menunjukkan pergerakan turun, terlihat dari harga rata-rata moving average periode 5 yang semakin melebar. Hal ini mengindikasikan penurunan lanjutan. Sementara itu, pelebaran dari area resistance dan juga support Boillinger Band belum mengkonfirmasi rebound.

Penurunan akan berlanjut dengan support di area 4.410 hingga mencapai kisaran 4.330. Sementara tahanan atas atau resistance berada di 4.630 menuju 4.780.

Indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang sudah bermain di wilayah titik jenuh jual dalam sepekan terakhir belum mampu mengangkat pergerakan IHSG dan justru semakin melebar antara gari Moving Average periode 12 dengan Mooving Average periode 26.

Secara keseluruhan, pelaku pasar masih akan merasakan sentimen negatif dari pandemi COVID-19 dibandingkan melihat grafik teknikal yang sudah berada di bawah (bottom).

Jadi bagi para pelaku pasar batasan-batasan dari area resistance dan support bisa menjadi referensi pergerakan selanjutnya.

 

[Gambas:Video CNBC]

TIM RSIET CNBC INDONESIA


(har/har)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDMxNzEyNTEzMi0xNy0xNDU0Njcvc2lueWFsLWloc2ctc3VkYWgtYm90dG9tLXRhcGktY29yb25hLXN1c2FoLWRpcHJlZGlrc2nSAQA?oc=5

2020-03-17 06:22:57Z
52782087292532

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sinyal IHSG Sudah Bottom, tapi Corona Susah Diprediksi - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.