Jakarta, CNBC Indonesia - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I Kamis ini (23/4/2020) cukup baik dengan menguat 0,93% ke level 4.610,05 setelah investor asing mulai masuk ke pasar saham domestik.
Sebelumnya pada awal perdagangan, IHSG betah di zona hijau dan tidak sedikit pun ke wilayah negatif, mengikuti jejak langkah bursa saham Asia lainnya, merespons rebound harga minyak mentah dunia acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 3,51 triliun dengan beli bersih (net buy) asing sebesar Rp 14,88 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Saham-saham yang mengalami kenaikan di antaranya saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) (10%), PT Elnusa Tbk (ELSA) (8,74%), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) (6,25%), sedangkan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) (5,35%) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) (5.09%).
Apresiasi IHSG terjadi karena penguatan bursa saham Amerika Serikat yang melonjak (rebound) di tengah kenaikan harga minyak mentah acuan AS WTI. Harga minyak WTI untuk kontrak pengiriman Juni naik US$ 2,21 menjadi US$ 13,78 per barel.
Sentimen positif juga muncul setelah tersiar berita bahwa Senat AS telah mengeluarkan undang-undang baru untuk menyediakan dana bagi rumah sakit dan usaha kecil dan menengah. Paket bantuan tersebut senilai US$ 484 miliar telah disetujui dengan suara bulat oleh Senat dan sekarang akan dibahas lebih lanjut di DPR AS hari ini.
Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih cenderung menguat terbatas di tengah beragam sentimen positif.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
Foto: Revinitif
|
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Moving Average periode 20 (MA-20) yang artinya pergerakan berdasarkan 20 bar atau batang sebelumnya secara nilai rata-rata harga penutupan per bar, grafik berada di atas garis MA-20 cenderung untuk naik atau menguat.
Saat ini mencoba bergerak ke area 23,6% Fibonacci pada periode grafik per jam (hourly) di 4.722,97, sedangkan untuk merubah bias menjadi turun (bearish) kembali perlu melewati area 38,2% Fibonacci di 4.568,05.
Sementara indikator Stochastic melalui metode penentuan area titik jenuh jual (oversold) di 20% dan area titik jenuh beli (overbought) di 80%, dengan garis MA saling berpotongan di bawah area 20% memberi sinyal oversold kecenderungan untuk bergerak naik atau menguat terbatas karena sudah berada di area 80% stochastic.
Secara keseluruhan, dari fundamental yang cukup positif dengan naiknya harga minyak mentah dan investor yang Asing yang mulai masuk dikombinasikan dengan teknikal yang juga menunjukkan oversold. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi masih menguat terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level Fibonacci Retracement, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDQyMzEyMzgyOS0xNy0xNTM5MDEvYXNpbmctbXVsYWktbWFzdWstbmloLWloc2ctYmlzYS1iZXJ0YWhhbi1oaWphdS1kaS1zZXNpLWlp0gEA?oc=5
2020-04-23 06:09:13Z
52782146269231
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Asing Mulai Masuk nih! IHSG Bisa Bertahan Hijau di Sesi II - CNBC Indonesia"
Post a Comment