Search

Bos Pertamina Buka-bukaan, Curhat soal Triple Shock - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati buka-bukaan soal kondisi perseroan di tengah pandemi Covid-19 dan harga minyak dunia yang terjun bebas. Menurut dia, Pertamina kini sedang mengalami triple shock.

Pukulan pertama adalah anjloknya penjualan bahan bakar minyak akibat pembatasan sosial. "Terendah sepanjang sejarah," ujar Nicke dalam konferensi pers virtual, Kamis (30/4/2020).

Penjualan BBM di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar turun sampai 50%. Bahkan Bandung mencapai 57%. Sementara, rata-rata penjualan nasional turun sampai 25%


Harga minyak dunia yang jadi sorotan publik, karena sempat menyentuh minus, membuat Pertamina didorong untuk menurunkan harga BBM baik gasoline Perta series maupun gasoil.

Masalahnya, harga BBM tak cuma ditentukan oleh harga minyak dunia. Tapi juga kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang kini tengah melemah.

Padahal, pengeluaran Pertamina untuk membeli minyak mentah, impor BBM, sampai biaya produksi semuanya dalam dolar. "Tapi kita jual produk dengan rupiah, makanya ada selisih kurs. Pengeluaran dan pemasukan tidak imbang, terdepresiasi dan makin kecil," kata Nicke.

Ketidakseimbangan ini makin menjadi-jadi, karena pendapatan Pertamina 80% disumbang oleh sektor hilir atau penjualan produk minyak baik BBM maupun petrokomia lainnya. Hanya 20% disumbang oleh hulu.

Meski begitu, sektor hulu menyumbang profit lebih dari 70% untuk perusahaan. Tapi, kondisi hulu sedang tak keruan dengan turunnya harga minyak dunia dan pandemi Covid-19.

"Kalau harga minyak jatuh, maka menekan kami lagi. Kalau dalam situasi normal ICP turun, menurunkan HPP hilir, tapi kalau demand turun semua ini tidak imbang. Infrastruktur kami di hulu dan kilang itu di sesuaikan demand, makanya kalau ada penurunan pengaruh sama kilang," paparnya.

Maksud Nicke adalah dalam kondisi normal saat harga minyak ICP (Indonesian Crude Price) turun biasanya harga hilir juga ikut turun, tapi kondisi di hilir juga sedang amburadul penjualannya. Tidak ada pembeli, dan pemasukan anjlok untuk menopang biaya produksi dan pengelolaan infrastruktur Pertamina.

"Kami harap situasi ini tidak lama, sebagai perusahaan kami harus melakukan program survival agar perusahaan bisa bertahan," jelasnya.

Sementara hilir turun pendapatannya, kegiatan di hulu tidak bisa disetop. Sebab, butuh biaya lebih besar dan untuk mengaktifkannya lagi tidak mudah dan biaya besar juga.

Bisnis Pertamina sebagai BUMN tidak bisa serta merta mengambil keputusan dengan menutup kilang dan memilih impor. Jika hal ini dilakukan dampaknya akan membuat KKKS mati.

Meski harga BBM tidak turun, Nicke menyebut untuk Ramadan ini sudah memberikan diskon sebesar 30%. Jadi harga Pertamax cs yang mulanya dijual di harga sekitar Rp 9000an akan mendapatkan potongan 30%.

"Tahun lalu crude naik sampai tinggi kita nggak serta merta naikkan harga ini sesuatu yang tidak mudah. Untuk Ramadhan berikan diskon 30%. Dari Rp 9.000 ini angkanya sudah lebih rendah dari yang dikalkulasi publik yang sekitar segitu juga," tegasnya.

Pihaknya memproyeksikan pendapatannya akan anjlok 38 - 40% dampak dari pandemi Covid-19. Nicke mengatakan Covid-19 membuat demand pada bahan bakar minyak (BBM) anjlok, kondisi ini membuat harga minyak turut anjlok.

"Penurunan pendapatan kita 38-40%, demand turun luar biasa," ungkap Nicke.

Lebih lanjut ia mengatakan cash flow dari Pertamina juga terganggu, sebagai perusahaan harus menentukan cara untuk survive menghadapi kodisi ini. Kondisi saat ini, kata dia, sangat tidak normal di mana harga BBM impor jauh lebih murah daripada stok BBM dari dalam negeri.

Anjloknya demand membuat stok BBM saat ini bahkan hampir mencapai dua bulan. "Kilang kita ada beberapa yang harus dikurangi, produksi di Balikpapan April sudah setop. Dua bulan setop ini digunakan untuk pemeliharaan," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/dru)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMDA1MDEyMTE4MTctNC0xNTU3NjEvYm9zLXBlcnRhbWluYS1idWthLWJ1a2Fhbi1jdXJoYXQtc29hbC10cmlwbGUtc2hvY2vSAQA?oc=5

2020-05-01 21:37:13Z
52782160442106

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bos Pertamina Buka-bukaan, Curhat soal Triple Shock - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.