Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah nyaris sepanjang perdagangan Selasa (23/8/2022) tertekan melawan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, sekitar 35 menit sebelum penutupan perdagangan rupiah berbalik menguat. Penyebabnya, Bank Indonesia (BI) yang mengejutkan pasar dengan mengerek suku bunga acuannya.
Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan stagnan di Rp 14.885/US$. Tetapi, setelahnya mengalami pelemahan hingga 0,22% ke Rp 14.918/US$.
Setelahnya, rupiah tertahan di Rp 14.900/US$. Baru setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, rupiah langsung berbalik menguat hingga 0,44% ke Rp 14.820/US$.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.835/US$, menguat 0,34% di pasar spot.
Dengan demikian, rupiah sukses menghentikan pelemahan 5 hari beruntun. Tidak hanya itu, rupiah juga menjadi mata uang terbaik di Asia hari ini.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:03 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo dan rekan di luar ekspektasi menaikkan suku bunga acuan
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22-23Agustus2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,5%," ungkap Perry dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (23/8/2022).
Hasil RDG ini di luar dengan ekspektasi pasar. Konsensus yang dihimpun CNBC menyatakan bahwa mayoritas responden memperkirakan MH Thamrin masih mempertahankan suku bunga acuan.
Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 13 memproyeksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,50%. Dua lainnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan kenaikan ini merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk menjangkar ekspektasi inflasi inti akibat kenaikan BBM nonsubsidi dan volatile food.
Selain itu, keputusan ini dilakukan dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamental dengan tingginya ketidakpastian global yang semakin kuat.
"Naik 25 bps jadi 3,75% untuk sinergi menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan ekonomi nasional," tegas Perry dalam paparan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2022.
BI menyebut tekanan inflasi pada tahun ini akan meningkat sejalan dengan kenaikan harga komoditas dan energi dunia. Bahkan, inflasi tahun ini diperkirakan akan melebihi batas yang diperkirakan bank sentral.
"Tekanan inflasi meningkat karena harga komoditas pangan dan energi global," kata Perry.
"Ekspektasi inflasi dan inflasi inti akan meningkat akibat BBM non subsidi, dan tingginya volatile food dan menguatnya inflasi dari permintaan," jelasnya.
Perry mengatakan, berbagai perkembangan tersebut membuat bank sentral harus mengubah proyeksi. BI menilai perkembangan inflasi pada tahun ini dan tahun depan berpotensi melebihi batas yang ditetapkan BI yakni 3 plus minus 1 persen.
"Diperlukan sinergi kebijakan pusat dan daerah untuk langkah pengendalian," katanya.
Inflasi umum pada keseluruhan 2022 akan mencapai 5,2%. Sementara inflasi inti diperkirakan bisa menembus level 4,15%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer
(pap/pap)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIyMDgyMzE1MDYwOC0xNy0zNjU5NzUva2VqdXRhbi1iaS1uYWlra2FuLWJ1bmdhLWFjdWFuLXJ1cGlhaC1sYW5nc3VuZy1qdWFyYS1hc2lh0gEA?oc=5
2022-08-23 08:13:03Z
1537675753
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kejutan BI Naikkan Bunga Acuan, Rupiah Langsung Juara Asia! - CNBC Indonesia"
Post a Comment