REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melanjutkan pelemahan sepanjang hari ini setelah kemarin terkoreksi tajam sebesar 1,87 persen. Di awal perdagangan hari ini, IHSG dibuka di zona positif ke level 7.199,16.
Pelemahan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia dan bursa utama Wall Street yang berakhir di teritori negatif akhir pekan lalu. Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan aksi jual masih akan berlanjut pada pekan ini.
Di pasar obligasi, imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun bertahan di atas 3,46 persen. Sementara itu, yield US Treasury Note bertenor 2 tahun, paling sensitive terhadap kenaikan suku bunga acuan, lompat menjadi 3,9 persen, tertinggi sejak 2007.
"Tingkat ketakutan investor mengenai prospek terjadinya resesi global semakin meningkat di tengah persiapan mereka menghadapi kenaikan suku bunga secara drastis oleh bank sentral AS, Federal Reserve," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (19/9/2022).
Investor dikejutkan oleh pernyataan FedEx bahwa perlambatan pada permintaan global semakin parah di bulan Agustus dan akan terus memburuk hingga bulan November sehingga FedEx membatalkan proyeksi kinerja keuangan mereka untuk tahun ini.
Lebih lanjut, menjelang tibanya musim laporan keuangan (Earnings Season) 3Q22, ekspektrasi pertumbuhan laba emiten yang tergabung dalam indeks S&P 500 berada di 3,7 persen, turun tajam dari eskpektasi sebelumnya 9,8 persen di akhir bulan Juni lalu.
Dalam 2 hingga 3 bulan terakhir, para analis telah memangkas ekspektasi laba kuartal III 2022 untuk setiap sektor kecuali Energi. Sekitar 7 dari 11 sektor sekarang diramalkan akan mencatatkan penurunan tahunan, bertambah dari hanya 3 sektor di kuartal II 2022.
Dari sisi makroekonomi, investor mencerna perhitungan awal data survey Consumer Sentiment Index (CSI) AS yang dirilis oleh University of Michigan. CSI naik ke level tertinggi dalam lima bulan, 59,5 di bulan September dari level 58,2 di bulan Agustus namun masih lebih rendah dari estimasi, 60.
Dengan semakin turunnya harga BBM di SPBU, nilai tengah (median) ekspektasi inflasi untuk 12 bulan ke depan turun menjadi 4,6 persen, terendah sejak September 2021 dari 4,8 persen di bulan Agustus.
Meski IHSG diproyeksi mengalami bearish moderate, Phillip Sekuritas Indonesia merekomendasikan sejumlah saham yang berpotensi bullish secara teknikal.
SMGR
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 6825
Target Price 1 : 7300
Target Price 2 : 7550
Stop Loss : 6325
APIC
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1180
Target Price 1 : 1215
Target Price 2 : 1230
Stop Loss : 1145
SSMS
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1375-1380
Target Price 1 : 1495
Target Price 2 : 1550
Stop Loss : 1260
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LnJlcHVibGlrYS5jby5pZC9iZXJpdGEvcmlmcjV5MzgzL3BlbGVtYWhhbi1paHNnLWRpcHJveWVrc2ktYmVybGFuanV0LWluaS1kYWZ0YXItc2FoYW0teWFuZy1iZXJwb3RlbnNpLW1lbmd1YXTSASdodHRwczovL20ucmVwdWJsaWthLmNvLmlkL2FtcC9yaWZyNXkzODM?oc=5
2022-09-19 02:34:46Z
1568364433
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pelemahan IHSG Diproyeksi Berlanjut, Ini Daftar Saham yang Berpotensi Menguat - Republika Online"
Post a Comment