Search

Toyota Sebut Mobil Hybrid Dibikin 'Berantem' sama Mobil Listrik - detikOto

Jakarta -

Toyota berkomitmen untuk mendukung pengembangan teknologi elektrifikasi di Indonesia. Tujuannya mengurangi emisi CO2 serta mencapai target Indonesia Net Zero Emission (NEZ) pada 2060 mendatang.

Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam mengatakan Indonesia masih perlu transisi teknologi yang dijalankan secara bertahap sembari menatni kesiapan ekosistem. Jadi untuk menuju netral karbon, Toyota Indonesia melalui pendekatan lewat konsep multi-pathway, yakni tidak cuma berpaku dengan mobil listrik berbasis baterai Battery Electric Vehicle (BEV), tapi juga Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Plug-In Hybrid Vehicle (PHEV).

"Tadi pak Joni (Guru Besar ITS, Joni Hermana) sudah menyampaikan ada milestone yang harus dijalani, nggak bisa kita melompat-lompat. Seperti manusia baru lahir belajar hisap dulu, kemudian minum, menggigit, mengunyah, merangkak, berdiri baru berlari. Jadi nggak bisa baru lahir langsung berlari, nah itu ada tahapan proses-prosesnya dibangun," kata Bob saat seminar dengan tema 'Transisi Energi Baru Terbarukan Menuju Net Zero Emission (NZE) dan Tantangannya' di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, Selasa (11/10/2022).

Pabrikan Jepang gencar mengenalkan teknologi elektrifikasi hybrid dan plug in hybrid, mobil ini bisa lebih efisien dan ramah lingkungan namun tetap membutuhkan bantuan BBM fosil. Elektrifikasi ini dirasa juga menjawab soal belum meratanya ketersedian infrastruktur seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Sedangkan pabrikan Korea Selatan, Hyundai dan China; Wuling, DFSK sudah lebih dulu memasarkan mobil listrik battery electric vehicles (BEV).

Bob menyoroti seolah-olah terjadi perkelahian antara kendaraan BEV dan Hybrid. Padahal, teknologi apapun itu perlu didukung.

Negara benchmark yang bisa diadopsi paling dekat ialah Thailand. Tidak hanya memberikan insentif mobil listrik, tetapi ekosistem juga sudah terbangun. Termasuk soal pengelolaan limbah baterai yang bisa digunakan kembali, serta dijual dengan harga yang lebih murah.

"Bagaimana pemerintah Thailand membangun ekositem mobil listrik dengan membangun semua teknologi, Kalau di kita (Indonesia) dibikin berantem, hybrid sama BEV, masa ada teknologi yang berantem. Masing-masing itu saling mendukung sehingga terjadi ekosistem yang baik." ungkap Bob.

"Sebulan yang lalu saya baru Thaiiland, di sana sudah ada recycle baterai, jadi Toyota Thailand sudah me-recycle 1.000 baterai per tahun. Sudah second line baterai, baterai yang reuse, harganya cuma sepertiga," ungkap dia.

"Ekosistem sudah terbentuk karena mereka membangun policy untuk membangun ekosistem yang baik. Saya rasa itu yang perlu disepakati bagaimana kita membangun ekosistem yang baik," jelas Bob.

Mahalnya harga mobil listrik juga dipengaruhi karena harga baterai yang masih tinggi. Namun kata Bob, pemerintah di negara-negara seperti Amerika Serikat berani memberi potongan harga besar-besaran jadi tidak hanya berupa insentif fiskal dengan nol pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

"Memang sekarang masih ada gap antara ekspektasi konsumen dengan biaya yang ada diproduksi. Beberapa pemerintahan (luar negeri) terutama untuk EV itu masih mendapatkan subsidi, bahkan subsidinya cashback. Jadi bukan luxury tax-nya dinolkan saja, itu nggak cukup, harus ditambah cashback," tambah Bob.

"Jadi di US itu local goverment-nya di California memberikan 7,500 USD, pemerintah pusatnya 2.500 USD, itu cashback-nya Rp 100 juta, di China bisa sampai Rp 200 juta, di Thailand antara Rp 25 juta - Rp 50 juta. Jadi memang ada cashback. Sekarang pertanyaannya mau gak pemerintah memberikan cashback? Kenapa yang punya mobil dan motor yang dikasih subsidi, bukannya subsidi sembako? Kan jadi persoalan," kata Bob.

"Kenapa negara tersebut mau memberikan subsidi, jawabannya bukan hanya masalah emisi yang dikejar, tapi mereka ingin bergerak di depan perubahan. Mereka ingin me-lead perubahan teknologi itu jadi benefit buat mereka, Kembali lagi ke kita, mana yang paling efektif (kebijakan mendorong elektrifikasi) bagi Indonesia," jelasnya.

Simak Video "Bukan MPV, Ini Mobil Toyota 'Made in Indonesia' Paling Laris di Luar Negeri"
[Gambas:Video 20detik]
(riar/din)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiY2h0dHBzOi8vb3RvLmRldGlrLmNvbS9tb2JpbC9kLTYzNDQxNjEvdG95b3RhLXNlYnV0LW1vYmlsLWh5YnJpZC1kaWJpa2luLWJlcmFudGVtLXNhbWEtbW9iaWwtbGlzdHJpa9IBAA?oc=5

2022-10-12 14:34:13Z
1602271367

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Toyota Sebut Mobil Hybrid Dibikin 'Berantem' sama Mobil Listrik - detikOto"

Post a Comment

Powered by Blogger.