TEMPO.CO, Jakarta - Bos Tiket.com, George Hendrata, memprediksi Indonesia akan beruntung di tengah ancaman resesi 2023 karena ekonominya masih bakal tumbuh. Menurut dia, ada beberapa alasan negara tangguh menghadapi gejolak ekonomi global.
“Karena (pertama) kita mendapatkan surplus ya dari komoditas. Kedua, daya beli masyarakat masih bagus dan pemerintah cukup membantu supaya harga bahan pokok tidak begitu naik terlalu banyak,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Selasa, 8 Oktober 2022.
Dia yakin di tengah bayang-bayang resesi, kinerja PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli—induk perusahaan Tiket.com—juga akan melaju di jalur positif. Sebab, perusahaan terus memperhatikan efisiensi selama tiga tahun terakhir. Bahkan saat ini, George berujar, efisiensi korporasi pun terus membaik hingga mencapai margin double digit.
George juga optimistis Blibli bisa melayani pelanggan dengan lebih baik lagi pada masa mendatang. Perusahaan akan lebih efisien sehingga segala kebutuhan logistik bisa sampai dengan cepat dan harga yang efektif.
“Jadi kita ready untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah lagi untuk Blibli, Tiket, dan Ranch,” ucap George.
Baca juga: Blibli IPO Hari Ini, Simak Harga Penawaran hingga Prospeknya
Blibli resmi melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 8 November 2022. CEO & Co-founder PT Global Digital Niaga Tbk Kusumo Martanto menjelaskan saham perusahaannya diperdagangkan dengan kode saham BELI dan harga perdana Rp 450 per saham.
“Blibli mendapatkan respons sangat positif dari investor, baik institusi maupun ritel atau individu,” ujar dia.
Kusumo menjelaskan Blibli membidik dana dari aksi korporasi sebesar Rp 8 triliun dengan kapitalisasi pasar setara dengan Rp 53 triliun. Jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Blibli berhasil dimaksimalkan sepenuhnya hingga mencapai batas atas 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana.
Menurut dia, penawaran umum saham perdana ini mendapat dukungan dan minat yang kuat dari berbagai investor domestik dan internasional. Dia menilai, antusiasme investor berhasil mencatatkan tingkat kelebihan permintaan (oversubscription) yang mencapai 4,4 kali lipat pada penjatahan terpusat.
“Sehingga menyebabkan peningkatan jumlah alokasi penjatahan terpusat dari 2,5 persen menjadi 5 persen dari keseluruhan jumlah penawaran,” kata Kusumo.
Baca juga: Blibli Klaim Jadi Unicorn Terbesar Kedua yang IPO Sepanjang 2022 di Asia Pasifik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiX2h0dHBzOi8vYmlzbmlzLnRlbXBvLmNvL3JlYWQvMTY1NDczMS9ibGlibGktZGlwcmVkaWtzaS1rdWF0LWhhZGFwaS1hbmNhbWFuLXJlc2VzaS1pbmktYWxhc2Fubnlh0gFeaHR0cHM6Ly9iaXNuaXMudGVtcG8uY28vYW1wLzE2NTQ3MzEvYmxpYmxpLWRpcHJlZGlrc2kta3VhdC1oYWRhcGktYW5jYW1hbi1yZXNlc2ktaW5pLWFsYXNhbm55YQ?oc=5
2022-11-09 01:18:38Z
1636903422
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Blibli Diprediksi Kuat Hadapi Ancaman Resesi, Ini Alasannya - Bisnis Tempo.co"
Post a Comment