Search

Gak Cuma DME PTBA, Air Products Juga Cabut dari Proyek Bakrie - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Air Products and Chemicals Inc, perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat, rupanya tidak hanya keluar dari proyek kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina (Persero) terkait gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).

Bahkan, perusahaan AS itu juga memutuskan untuk hengkang dari proyek hilirisasi batu bara lainnya di Indonesia.

Plh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Idris Sihite membeberkan bahwa perusahaan raksasa asal AS tersebut memutuskan untuk tidak melanjutkan dua proyek hilirisasi batu bara di Indonesia.

Dua proyek tersebut yakni proyek DME dengan PTBA dan Pertamina, dan juga proyek gasifikasi batu bara menjadi etanol dengan perusahaan Bakrie Grup, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.

"Iya cabut juga (proyek dengan KPC)," kata Idris saat ditanya apakah Air Products juga mundur dari proyek hilirisasi batu bara dengan KPC, di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (9/3/2023).

Meski demikian, Idris memastikan bahwa proyek hilirisasi batu bara di dalam negeri masih akan tetap berjalan. Pasalnya, kewajiban hilirisasi sudah diamanatkan di dalam Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), terutama bagi pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) yang telah mendapatkan perpanjangan operasional menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

"Antara PTBA dan Air Products itu skema bisnis yang mungkin belum ketemu aspek keekonomian dan sebagainya, walaupun di dalamnya ada rencana untuk substitusi ketergantungan impor LPG, tapi untuk hilirisasi, mau Air Products dan produk-produk (perusahaan-perusahaan) lain, harus tetap menjalankan hilirisasi," tuturnya.

Di samping itu, menurut Idris, pemerintah juga telah mengumpulkan beberapa perusahaan-perusahaan batu bara yang mempunyai kewajiban hilirisasi. Terutama, untuk mengingatkan agar komitmen mereka dalam menjalankan hilirisasi di dalam negeri tidak kendor.

"Kemarin lusa kita sudah kumpulkan perusahan perusahaan batu bara yang memiliki kewajiban hilirisasi itu dan menagih komitmennya karena perpanjangan itu mensyaratkan program hilirisasi itu," kata dia.

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) buka suara perihal mundurnya Air Products and Chemicals Inc di dalam proyek kerja sama hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Bahkan, perusahaan Amerika Serikat tersebut sudah menyampaikannya melalui surat yang dikirimkan kepada pemerintah Indonesia.

Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengatakan pihaknya masih akan tetap berkomitmen menjalankan proyek gasifikasi sesuai arahan pemerintah. Sekalipun terdapat salah satu konsorsium yang mengundurkan diri.

"Jadi mengenai proyek coal to DME ini memang ada surat dari Air products untuk mundur sejauh ini kami belum klarifikasi tetapi kami sudah diskusikan dengan Kementerian terkait dan ini masih berproses bahwa kami tetap melanjutkan," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).

Lebih lanjut, Rafli mengatakan proyek coal to DME merupakan langkah perusahaan dalam menjalankan pemerintah dalam bidang hilirisasi batu bara. Hal ini dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk berkontribusi dalam memenuhi energi nasional.

Perlu diketahui, proyek DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini mulanya ditargetkan bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dan diperkirakan menyerap 6 juta ton batu bara per tahunnya.

Dengan produksi 1,4 juta ton DME per tahun, maka diperkirakan bisa menekan impor LPG sebesar 1 juta ton per tahunnya.

Proyek yang disaksikan langsung awal pembangunannya atau ground breaking oleh Presiden Jokowi pada 24 Januari 2022 ini bernilai investasi US$ 2,1 miliar dan bisa menghemat devisa pengadaan impor LPG hingga Rp 9,14 triliun per tahun.

Sementara terkait proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol oleh KPC, pengolahan batu bara menjadi metanol mulanya akan dilakukan oleh PT Air Products East Kalimantan (PT APEK) di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur. PT APEK merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Air Products dengan PT Bakrie Capital Indonesia Group dan PT Ithaca Resources.

PT APEK, bergerak dalam bidang usaha industri gasifikasi batu bara menjadi metanol, memiliki rencana investasi sebesar Rp 33 triliun dan target kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton metanol per tahun. Proyek ini ditargetkan beroperasi komersial pada kuartal IV 2024.

Proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol di Bengalon telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dengan adanya proyek ini, diharapkan dapat mengurangi impor gas Indonesia sebesar US$ 7,6 miliar selama masa produksi dan meningkatkan perolehan devisa hingga US$ 4,7 miliar selama masa konstruksi dan produksi.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Proyek "LPG" Batu Bara Dipastikan Takkan Diresmikan Jokowi


(wia)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMzAzMDkxODA2MTUtNC00MjAzODcvZ2FrLWN1bWEtZG1lLXB0YmEtYWlyLXByb2R1Y3RzLWp1Z2EtY2FidXQtZGFyaS1wcm95ZWstYmFrcmll0gF7aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vbmV3cy8yMDIzMDMwOTE4MDYxNS00LTQyMDM4Ny9nYWstY3VtYS1kbWUtcHRiYS1haXItcHJvZHVjdHMtanVnYS1jYWJ1dC1kYXJpLXByb3llay1iYWtyaWUvYW1w?oc=5

2023-03-09 12:05:05Z
1827679427

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gak Cuma DME PTBA, Air Products Juga Cabut dari Proyek Bakrie - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.