Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini akan mengumumkan perkembangan ekspor dan impor Indonesia pada Mei 2023. Surplus neraca dagang diperkirakan turun dari bulan sebelumnya karena pelemahan ekonomi mitra dagang dan penurunan harga komoditas. Sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia telah mengalami surplus 36 bulan beruntun.
Kepala Ekonom Bank Pertama Josua Pardede memperkirakan surplus dagang pada Mei 2023 sebesar US$ 2,57 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 3,94 miliar. Normalisasi aktivitas produksi usai Lebaran disebut membantu kinerja ekspor tidak turun lebih dalam.
"Pada umumnya kinerja ekspor dan impor cenderung kembali normal pasca faktor musiman Idul Fitri dan libur Lebaran pada April, di mana volume perdagangan cenderung menurun di tengah hari kerja produktif yang lebih sedikit," kata Josua dalam catatannya, dikutip Kamis (15/6/2023).
Josua melihat kemungkinan ekspor hanya naik 1,1% secara bulanan (mtm) dan turun 9,3% secara tahunan (yoy). Hal itu dipicu pelemahan ekonomi mitra dagang Indonesia dan penurunan harga komoditas utama, seperti CPO yang turun 11,3% (mtm), batu bara turun 15% (mtm), dan nikel turun 6,8%.
"Sementara, aktivitas manufaktur dari mitra dagang Indonesia seperti Uni Eropa dan AS cenderung mengalami penurunan ke fase kontraktif," ucapnya.
Di sisi lain, kinerja impor diperkirakan akan tumbuh 10,4% dari bulan sebelumnya, tetapi turun 9% jika dibandingkan secara tahunan. Secara umum, impor diperkirakan akan berpotensi didorong oleh impor non-migas di tengah kondisi aktivitas manufaktur Indonesia yang tercatat masih ekspansif.
"Kondisi inflasi Tiongkok yang cenderung rendah bahkan Producer Price Index Tiongkok per bulan Mei 2023 yang tercatat deflasi berimplikasi pada potensi penurunan harga barang-barang dari Tiongkok sehingga berpotensi mendorong peningkatan impor," jelas Josua.
Sementara Kepala Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan surplus neraca dagang Mei 2023 menyusut menjadi US$ 3,07 miliar. Baik ekspor maupun impor diramal mengalami kontraksi secara tahunan, tetapi tidak terlalu dalam.
Ekspor Indonesia diperkirakan kontraksi 4,29% secara tahunan pada Mei 2023, lebih landai dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 29,40%. Secara bulanan, ekspor diperkirakan tumbuh sebesar 6,76% karena kegiatan ekonomi cenderung normal kembali pasca Lebaran.
"Kontraksi (secara tahunan) tersebut masih disebabkan oleh penurunan harga komoditas dan risiko perlambatan ekonomi global. Selain itu, pelemahan kontraksi ini terkait dengan base effect yang rendah karena Lebaran tahun ini jatuh pada 23 April, sedangkan Lebaran tahun lalu jatuh pada 22 Mei," jelas Faisal.
Impor Mei 2023 juga diperkirakan tidak akan turun sedalam April 2023. Penurunan dipicu karena melemahnya harga komoditas dan ekonomi global, serta investor yang menahan aktivitas produksi dan investasi jelang tahun Pemilu 2024.
"Kami memprediksi pertumbuhan impor terkontraksi dengan laju yang lebih lambat, dari -22,32% yoy pada April 2023 menjadi -5,86% yoy pada Mei 2023. Secara bulanan, terlihat meningkat sebesar 14,15%, normal setelah libur Lebaran," pungkas Faisal.
Simak juga Video 'BPS Catat Ekspor RI di Desember 2022 Merosot Jadi US$ 23,83 M':
https://news.google.com/rss/articles/CBMidGh0dHBzOi8vZmluYW5jZS5kZXRpay5jb20vYmVyaXRhLWVrb25vbWktYmlzbmlzL2QtNjc3MzU1MS9zdXJwbHVzLW5lcmFjYS1kYWdhbmctcmktZGlyYW1hbC1hbmpsb2staW5pLWJpYW5nLWtlcm9rbnlh0gF4aHR0cHM6Ly9maW5hbmNlLmRldGlrLmNvbS9iZXJpdGEtZWtvbm9taS1iaXNuaXMvZC02NzczNTUxL3N1cnBsdXMtbmVyYWNhLWRhZ2FuZy1yaS1kaXJhbWFsLWFuamxvay1pbmktYmlhbmcta2Vyb2tueWEvYW1w?oc=5
2023-06-15 02:38:24Z
2113782028
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Surplus Neraca Dagang RI Diramal Anjlok, Ini Biang Keroknya - detikFinance"
Post a Comment