Search

Harga Minyak Naik Karena Perang, Dolar Rp 16.000, Harga BBM RI Gimana? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah terancam terbang setelah konflik Israel vs Iran memanas. Di sisi lain, rupiah jatuh dan terancam melemah ke level psikologis Rp 16.000. Dua kondisi ini bisa membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali naik serta membebani subsidi BBM.

Merujuk pada Refinitiv, harga minyak brent pada penutupan perdagangan pekan ini, Jumat (14/4/2024), ada di posisi US$ 90,45 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI tercatat US$ 85,66 per barel. Harga minyak bergerak di level tertingginya sejak sejak 20 Oktober 2023 atau hampir enam bulan terakhir.

Harga tersebut sudah jauh di atas harga Indonesia Crude Price (ICP) di APBN 2024 yang ditetapkan sebesar US$ 82 per barel.

Bila dihitung, rata-rata harga minyak brent sepanjang bulan ini tercatat US$ 89,80 per barel sementara rata-rata harga minyak WTI adalah US$ 85,63 36per barel.

Merujuk data Kementerian ESDM, rata rata Indonesai Crude Price (ICP) Januari-Maret 2024 ada di angka US$ 80,3/barel. Rata-rata harga minyak dan ICP semakin mendekati dari asumsi makro yang ditetapkan dalam APBN 2024.

Sebaliknya, rupiah makin jeblok. Merujuk data Refinitiv, rupiah pada penutupan perdagangan terakhir sebelum Lebaran, Jumat (5/4/2024) ada posisi Rp 15.840.

Nilai tukar rupiah terancam melemah ke level psikologis Rp 16.000 setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) memanas. Rata-rata nilai tukar sepanjang tahun ini sudah menyentuh Rp 15.678 per US$1. Angka tersebut sudah jauh melampaui asumsi makro nilai tukar di APBN 2024 yang ditetapkan Rp 15.000/

Inflasi AS di luar dugaan menanjak ke 3,5% (year on year/yoy)pada Maret 2024, dari 3,2% pada Februari 2024.Inflasi inti - di luar makanan dan energi -stagnan di angka 3,8%.

Lonjakan inflasi AS dan masih panasnya data tenaga kerja AS ini menimbulkan kekhawatiran jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunga lebih lama. Kondisi ini membuat dolar menjadi buruan sehingga indeks dolar terbang ke 106,038 pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 1 November 2023 atau lebih dari lima enam bulan terakhir.

Di pasar perdagangan di luar negeri, rupiah sudah ambles.Nilai tukar rupiah terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada sejak Jumat (12/4/2024).

Merujuk pada Google Finance, rupiah sudah menyentuh Rp 16.117,8 per US$1 pada perdagangan kemarin.

Sejalan dengan Google Finance, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk Non Deliverable Forward(NDF) pada Jumat siang juga sudah menembus Rp 16.000.Merujuk data Refinitiv, nilai tukar rupiah untuk NDF untuk kontrak 1 bulan tercatat Rp 16.094,86 untuk bid dan Rp 16.113,14 untuk offer.

Harga Minyak Terancam Terbang
Konflik Iran vs Israel yang memanas diyakini akan membuat harga minyak mentah terbang. Pasalnya, Iran adalah salah satu eksportir besar di dunia. Posisi konflik yang di Timur Tengah juga akan mengerek harga minyak mengingat wilayah tersebut adalah salah satu sentra minyak terbesar di dunia.
Apapun itu, perang akan menimbulkan ketidakpastian dan kondisi tersebut biasanya akan mengerek harga komoditas, terutama energi.

Harga minyak diperkirakan akan melesat begitu perdagangan internasional dibuka pada Senin mendatang (15/4/2024).

Sebagai gambaran, harga minyak langsung terbang 4% pada Senin setelah perang Israel vs Hamas meletus di akhir pekan pada 7 Oktober 2023.

Perang Rusia-Ukraina juga mengerek harga minyak hingga menembus US$ 100 per barel dalam hitungan dua hari setelah konflik meletus.

Seperti dikertahui, Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu malam (13/4/2024) yang merupakan serangan langsung pertamanya terhadap wilayah Tel Aviv. Ini berisiko meningkatkan eskalasi regional karena Amerika Serikat (AS) berjanji memberikan dukungan "kuat" kepada Israel.

Serangan Iran terjadi ketika proksi Teheran di Irak, Lebanon, Suriah dan Yaman melancarkan serangkaian serangan terhadap sasaran-sasaran Israel dan Barat sejak tanggal 7 Oktober, ketika Hamas yang didukung Iran melancarkan serangan teror yang menghancurkan di Israel selatan, sehingga memicu serangan membabi buta Tel Aviv ke Gaza, Palestina.

Harga BBM Kembali dalam Ancaman
Lonjakan harga minyak dan jebloknya rupiah bisa berimplikasi besar kepada harga BBM baik subsidi atau non-subsidi. Kedua faktor tersebut juga akan berimbas besar terhadap anggaran BBM mengingat dua variable tersebut menjadi dasar perhitungan alokasi anggaran.
Jika harga minyak terus naik dan rupiah melemah maka pemerintah akan dihadapkan pada dua posisi sulit yakni menaikkan harga BBM subsidi atau memilih menahan harga BBM tapi anggaran berisiko jeblok.

Sebagai catatan, pemerintah sendiri menaikkan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu.

Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.

Bila merujuk pada Refinitiv maka rata-rata harga minyak brent pada bulan berjalan (April) dan Maret ada di angka US$ 87,33 per barel sementara WTI di angka US$ 83,02 per barel.

Rata-rata harga minyak brent pada dua bulan sebelumnya (Maret dan Februari) adalah US$ 83,19 per barel sementara WTI sebesar US$ 78,57 per barel.

PT Pertamina sebagai distributor BBM tidak melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi atau disebut juga jenis bahan bakar umum (JBU) pada 1 April 2024.

Adapun, jenis BBM non subsidi milik Pertamina adalah Pertamax series yang terdiri dari Pertamax dan Pertamax Turbo serta Dex Series yang terdiri dari Dexlite dan Pertamina Dex.

Selain bisa berdampak kepada harga BBM non subsidi, kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah bisa berimbas pada subsidi BBM. Anggaran subsidi BBM ditetapkan sebesar Rp 113,3 triliun pada tahun ini. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan pada 2023 sebesar Rp 139,4 triliun

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada awal April lalu sempat menanggapi soal dampak pelemahan rupiah terhadap subsidi BBM.
Dia mengatakan pemerintah terus memonitor pergerakan rupiah yang terus melemah.

"Kita monitor aja, biasa fluktuasi normal-normal saja," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Dia menambahkan pemerintah tidak menentukan kebijakan subsidi BBM berdasarkan pergerakan harian. Menurutnya, semuanya harus dilihat dalam jangka menengah.

"Tentu kita lihat jangka yang lebih menengah lagi, kalau efek harian kita monitor lagi," imbuhnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMigwFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDI0MDQxNDExMDU0NC0xMjgtNTMwMjQ2L2hhcmdhLW1pbnlhay1uYWlrLWthcmVuYS1wZXJhbmctZG9sYXItcnAtMTYwMDAtaGFyZ2EtYmJtLXJpLWdpbWFuYdIBAA?oc=5

2024-04-14 04:37:00Z
CBMigwFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDI0MDQxNDExMDU0NC0xMjgtNTMwMjQ2L2hhcmdhLW1pbnlhay1uYWlrLWthcmVuYS1wZXJhbmctZG9sYXItcnAtMTYwMDAtaGFyZ2EtYmJtLXJpLWdpbWFuYdIBAA

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Naik Karena Perang, Dolar Rp 16.000, Harga BBM RI Gimana? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.