
Pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Kabupaten Purwakarta terpaksa ditutup karena tak mampu lagi melanjutkan produksi. Imbasnya ratusan karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Teppy Wawan Dharmawan mengatakan, ada ratusan karyawan yang terkena PHK akibat penutupan pabrik sepatu di Purwakarta.
"Surat pemberitahuan (PHK) ada di Kabupaten Purwakarta, cuma kami dapat tembusan, data terakhir, ada 275 karyawan kena PHK," kata Teppy saat dikonfirmasi, Senin (6/5/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena memang (perusahaan) sudah terus merugi, jadi secara bertahap sudah ada pengurangan (karyawan)," imbuhnya.
Menyikapi PHK massal itu, Teppy menegaskan pihaknya mendorong perusahaan untuk memenuhi hak karyawan yang terkena PHK. Hal itu kata dia jadi fokus yang dilakukan Disnakertrans saat ini.
"Nah ini yg jadi perhatian kita, agar seluruh kewajibannya dipenuhi," tegasnya.
Seperti diketahui, Bata yang merupakan merek sepatu legendaris menutup salah satu pabriknya di Purwakarta. Hal itu diungkap Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilansir dari detikFinance, Sepatu Bata tak mampu lagi melanjutkan produksi di pabrik sepatu Purwakarta.
Hatta menyebut, pabrik tersebut kurang orderan atau permintaan produksi dari pemasok lokalnya di Indonesia. Permintaan yang minim membuat ongkos produksi lebih besar daripada pemasukan, maka dari itu pabrik terpaksa ditutup.
"Karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia," kata Hatta.
Di tengah kerugian perusahaan dan tantangan industri alas kaki yang makin banyak, perusahaan tak mampu lagi mempertahankan pabrik tersebut untuk tetap dibuka. Kendala bisnis sangat nyata dirasakan Sepatu Bata sejak pandemi.
"PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat," ucap Hatta.
Hingga 2023, perusahaan masih mencatat minus pada kinerja keuangannya. Keuangan Bata masih berdarah-darah. Dilansir dari laporan keuangan konsolidasian yang diunggah perusahaan pada Keterbukaan Informasi BEI, Sepatu Bata mencatat kerugian sebesar Rp 188,41 miliar di tahun 2023.
Kerugian ini naik hingga 75,83% atau sekitar Rp81,12 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp107,15 miliar. Sementara itu penjualan total selama tahun 2023 juga mengalami penurunan 5,2% menjadi Rp 609,61 miliar. Kemudian, beban usaha menjadi Rp 380,55 miliar, turun tipis 0,74% dari tahun sebelumnya.
Aset perusahaan juga tercatat makin minim, terjadi penurunan sebesar 19,10%. Di tahun 2022 tercatat aset Bata mencapai Rp 724 miliar menjadi hanya Rp 585,73 miliar di tahun 2023.
(iqk/iqk)https://news.google.com/rss/articles/CBMiZGh0dHBzOi8vd3d3LmRldGlrLmNvbS9qYWJhci9iaXNuaXMvZC03MzI3MDc1L2JhZGFpLXBoay1nZWdhcmEtcGFicmlrLXNlcGF0dS1iYXRhLWRpLXB1cndha2FydGEtdHV0dXDSAQA?oc=5
2024-05-06 07:30:58Z
CBMiZGh0dHBzOi8vd3d3LmRldGlrLmNvbS9qYWJhci9iaXNuaXMvZC03MzI3MDc1L2JhZGFpLXBoay1nZWdhcmEtcGFicmlrLXNlcGF0dS1iYXRhLWRpLXB1cndha2FydGEtdHV0dXDSAQA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Badai PHK gegara Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup - detikJabar"
Post a Comment