Pada penutupan perdagangan Jumat lalu (1/11/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.207,19 poin dan dalam sepekan melemah 0,72%, membuat IHSG menjadi satu-satunya bursa saham acuan di Benua Kuning yang membukukan imbal hasil negatif.
Koreksi yang dicatatkan oleh bursa saham seiring dengan aksi ambil untung (profit taking) dan rilis data inflasi di bawah ekspektasi pasar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi bulan September hanya tercatat tumbuh 0,2% secara bulanan (MoM) dan 3,13% secara tahunan (YoY). Capaian tersebut lebih rendah ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan adanya inflasi sebesar 0,12% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan sebesar 3,23%.
Lebih lanjut, jika dilihat dari sisi pergerakan emiten, perusahaan mana sajakah yang membukukan koreksi paling dalam selama pekan ini sehingga masuk dalam daftar top losers.
1. PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA)
Emiten pengelola pusat perbelanjaan, PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) memimpin kategori top losers karena harga saham perusahaan anjlok hingga 32,98%, dari Rp 94/saham menjadi Rp 63/saham.
Perusahaan yang baru melenggang di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Mei silam merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki oleh Benny Tjokrosaputro (Bentjok) dengan kepemilikan 0,06%. Perusahaan ini juga dimiliki oleh Michael Riady, generasi ketiga konglomerasi bisnis Grup Lippo.
2. PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK)
Saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) mengalami koreksi 30,85% dalam pekan ini menjadi Rp 975/saham, di mana investor asing juga tercatat melepas saham perusahaan dengan aksi jual bersih sebesar Rp 285,74 juta.
LUCK adalah emiten yang bergerak di industri teknologi informasi dan baru tercatat di BEI pada 28 November 2018. Perusahaan melepas sebanyak 154,6 juta atau setara 21,6% sahamnya ke publik dengan harga penawaran Rp 286/unit saham.
3. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC)
Anak usaha PT Pelindo II, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) juga masuk di jajaran top losers karena dalam sepekan harga saham perusahaan tercatat melemah 27,83%, dari Rp 1.060/saham menjadi Rp 765/saham.
Dalam 9 bulan pertama 2019, laba bersih IPCC turun 24,05% secara tahunan menjadi Rp 111,36 miliar dari sebelumnya di akhir September 2018 yang sebesar Rp 146,63 miliar.
4. PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) 580 450 22.41%
Harga saham PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) pada pekan ini anjlok 22,41%, dari Rp 580/saham menjadi Rp 450/saham. PNSE merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan. Perusahaan saat ini memasarkan hotel-hotelnya diberbagai daerah seperti Jakarta, Bali, Lombok, dan Bandung. Salah satu merek hotel milik perusahaan yang cukup terkenal adalah "The Jayakarta".
5. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Perusahaan pelat merah, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turut masuk kategori top losers setelah sepanjang pekan ini terkoreksi sebesar 20,94% dan menutup perdagangan Jumat (1/11/2019) di level Rp 4.700/saham.
Harga saham perusahaan amblas sebagai dampak dari silang pendapat terkait kebijakan penyesuaian harga gas yang semulanya akan diberlakukan per tanggal 1 November 2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Simak, kenapa sih IHSG terkoreksi?
(dwa/tas)https://www.cnbcindonesia.com/market/20191103105931-17-112248/simak-ini-deretan-5-emiten-yang-ambles-sepekan
2019-11-03 07:30:44Z
52781878525546
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Simak! Ini Deretan 5 Emiten yang Ambles Sepekan - CNBC Indonesia"
Post a Comment