KOMPAS.com - Satelit Nusantara 2 yang meluncur dari Xichang Staelite Launch Center (XLSC) di Xichang, China, Kamis (9/4/2020) malam waktu setempat, gagal mengorbit.
Menurut keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Jumat (10/4/2020), satelit yang dioperasikan oleh PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) dan berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo ini sebenarnya telah melakukan proses lift off yang berjalan dengan baik.
Namun, terdapat anomali ketika memasuki tahap pelepasan roket Long March-3B tingkat tiga. Walhasil, satelit tidak bisa mencapai orbit yang ditetapkan.
Presiden Direktur PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) Johanes Indri Trijatmodjo mengatakan kegagalan mengorbit ini tercakup oleh asuransi.
Baca juga: Apa Itu Satria, Calon Satelit Internet Indonesia?
"Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit," jelasnya.
Satelit ini diluncurkan untuk memberikan akses internet di Indonesia yang lebih berkualitas. Nusantara 2 atau yang juga disebut Palapa N-1 sedianya akan menggantikan satelit Palapa-D di 113 Bujur Timur dan direncanakan mulai beroperasi pada Juni 2020 mendatang.
Palapa-D yang dioperasikan Indosat Ooredoo dirancang oleh Thales Alenia Space dan mengorbit sejak 31 Agustus 2009 lalu. Satelit ini memiliki bobot 5.550 kilogram dengan kapasitas 20×36 MHz C-band FSS Transponder dan 9,5 Gbps High Throughput Satellite (HTS).
Puing-puing berapi
#UPDATE: #Guam Homeland and federal authorities monitoring reports of “unidentified object” seen falling from the sky @PostGuam pic.twitter.com/3u69abhNu4
— Nick Delgado (@Mr_NixNetwork) April 9, 2020
Jangkauannya mencakup wilayah Asia Pasifik dan Australia untuk C-Band Transponder dan melewati Indonesia untuk HTS. Puing dari roket tahap tiga yang mengangkut Nusantara 2 kabarnya telah masuk kembali ke atmosfer.
Baca juga: Kominfo Akan Bagi Frekuensi 3,5 GHz untuk 5G dan Satelit
Menurut laporan dari Space.com yang dihimpun KompasTekno, Jumat (10/4/2020), serpihan puing satelit Nusantara Dua dan roket yang mengangkutnya terlihat melintas di langit Guam, sebuah pulau kecil di bagian barat Samudra Pasifik.
Beberapa penduduk Guam sempat melihat puing-puing berapi yang bergerak melintasi langit pada malam hari.
Kantor Keamanan Dalam Negeri dan Pertahanan Sipil Guam mengatakan, serpihan berapi itu kemungkinan berkaitan dengan gagalnya peluncuran roket Long March-3B di Xichang.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiY2h0dHBzOi8vdGVrbm8ua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjAvMDQvMTAvMTIxMDAwMjcvYWRhLWFub21hbGktc2F0ZWxpdC1udXNhbnRhcmEtZHVhLWdhZ2FsLW1lbmdvcmJpdNIBZ2h0dHBzOi8vYW1wLmtvbXBhcy5jb20vdGVrbm8vcmVhZC8yMDIwLzA0LzEwLzEyMTAwMDI3L2FkYS1hbm9tYWxpLXNhdGVsaXQtbnVzYW50YXJhLWR1YS1nYWdhbC1tZW5nb3JiaXQ?oc=5
2020-04-10 05:10:00Z
52782125571659
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Anomali, Satelit Nusantara Dua Gagal Mengorbit - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment