"Dengan pemakaian standar tagihan abonemen listrik naik, bahkan ini viral di media sosial mereka memiliki asumsi jangan-jangan ini ada tindakan subsidi silang dari PLN," ujarnya dalam rapat virtual, Senin (4/5).
Seperti diketahui, pemerintah menanggung 100 persen biaya listrik golongan 450 VA dan 50 persen biaya listrik golongan 900 VA hingga tiga bulan ke depan. Hal itu dilakukan untuk meringankan beban masyarakat kurang mampu di tengah wabah virus corona.
Oleh sebab itu, Ratna meminta PLN transparan apabila memang betul terjadi subsidi silang. Sebab, dalam kondisi penuh ketidakpastian seperti saat ini pemerintah seharusnya menjaga kepercayaan publik. "Mereka beranggapan ini salah satu siasat PLN untuk menyiasati penerimaan turun," terang dia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan pemerintah hanya memberikan subsidi kepada pelanggan 450 VA yang berjumlah sekitar 23,9 juta pelanggan dan golongan 900 VA tidak mampu sekitar 7,3 juta pelanggan.
Selain itu, pemerintah juga menanggung 100 persen biaya pelanggan bisnis kecil 450 VA dan industri kecil 450 VA selama 6 bulan dari Mei-Oktober 2020. "Untuk golongan tarif rumah tangga lainnya tidak mendapat subsidi listrik, termasuk 900 VA rumah tangga mampu sekitar 22,7 juta pelanggan dan 1.300 VA sekitar 11,6 juta pelanggan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan pemerintah tidak menanggung subsidi listrik rumah tangga mampu 900 VA dan 1.300 VA. Menurutnya, golongan tersebut umumnya memiliki aset-aset, seperti perangkat elektronik, televisi, lemari es, hingga AC."Saat ini, alokasi dana dari pemerintah belum memadai dan posisi keuangan PLN tidak dalam kondisi yang bisa mendukung," jelasnya.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan tagihan listrik yang membengkak saat Work from Home (WFH). Para pengguna listrik tersebut berasumsi PLN telah melakukan subsidi silang bagi golongan listrik yang mendapatkan potongan sehingga tagihan listrik mereka naik.
Asumsi muncul karena mereka mengklaim konsumsi listrik yang mereka lakukan saat WFH sama dengan hari-hari biasa. Asumsi juga mereka sampaikan terkait lonjakan tagihan listrik yang mencapai 50 persen. Masyarakat ramai-ramai menyampaikan keluhan mereka di media sosial.Menanggapi itu, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka mengatakan tarif listrik masih sama dengan tarif yang diterapkan sejak 2017.
"Kami pastikan saat ini tidak ada kenaikan listrik, harga masih tetap sama dengan periode tiga bulan sebelumnya. Bahkan sejak 2017 tarif listrik ini tidak pernah mengalami kenaikan," kata Made.
(ulf/bir)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMie2h0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vZWtvbm9taS8yMDIwMDUwNDIwMTM1MS04NS00OTk5OTAvcGVuamVsYXNhbi1tZW50ZXJpLWVzZG0tc29hbC1rZWx1aGFuLWxvbmpha2FuLXRhZ2loYW4tbGlzdHJpa9IBAA?oc=5
2020-05-05 03:23:19Z
52782168191017
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penjelasan Menteri ESDM soal Keluhan Lonjakan Tagihan Listrik - CNN Indonesia"
Post a Comment