Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah satu komponen penting bagi keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Terlebih di tengah pandemi Covid-19, transaksi secara digital menjadi andalan UMKM agar dapat bertahan.
Demikian kata Jahja saat menjadi pembicara acara High Impact Seminar dan Kick Off Program BI dalam GerNas Bangga Buatan Indonesia dengan tema "Mewujudkan UMKM sebagai Kekuatan Baru Perekonomian Nasional: Sinergi Program Transformasi UMKM Memasuki Ekosistem Digital" secara virtual, Minggu (30/8/2020).
Oleh karena itu, Jahja mendorong agar pemerintah terus menggencarkan pembangunan tower jaringan internet dan Base Transceiver Station (BTS). Ia bahkan membandingkan situasi Indonesia dengan China.
"Sekedar contoh, di China ada 2 juta tower, di Indonesia baru 90 ribu, di China 8 juta BTS, kita baru 800 ribu. Betul-betul untuk penyebaran tower dan BTS penting untuk UMKM sehingga tidak kesulitan melakukan transaksi," kata Jahja.
Dalam kesempatan itu, Jahja juga menilai UMKM Indonesia masih belum menjadi pemain utama di e-commerce dalam negeri. Sebab, produk impor masih mendominasi platform-platform e-commerce terkemuka.
"Shopee, Tokopedia, dan lainnya sebagian besar mereka masih menjual produk impor. UMKM kita belum punya super apps yang bisa menempatkan produk lokal. Ini yang perlu ditekankan, apabila kalau kita minta buatan indonesia untuk berkembang," ujarnya
Jahja mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) dalam mendukung UMKM. Misalnya BI sudah merilis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) demi memudahkan sistem pembayaran.
Namun, ada hal lain yang tidak kalah penting, yaitu pasar dalam platform e-commerce.
"Kalau pasar tradisional ada, kita butuh pasar platform e-commerce yang bisa (menjangkau) secara nasional," kata Jahja seraya menekankan pentingnya kerja sama dengan daerah.
Lebih lanjut, dia mengatakan, platform e-commerce itu diharapkan bisa menampung keseluruhan UMKM yang ingin memasarkan produk.
Respons Menkominfo
Merespons pandangan Jahja, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate bilang kalau pemerintah bersama provider terus menggenjot pembangunan tower jaringan internet dan BTS. Tercatat alokasi anggaran untuk belanja modal dan operasional terkait kedua elemen penting internet itu mencapai Rp 74 triliun hingga 2024.
"Di samping belanja capex dan opex yang akan dilakukan oleh operator selular di dalam liberalisasi, seharusnya pada izin diberikan operator selular dengan satu tugas, membangun seluruh infrastruktur TIK di seluruh tanah air," kata Johnny.
Politikus Nasional Demokrat itu mengatakan, pemerintah juga berkomitmen menyediakan sinyal 4G yang merata di seluruh Indonesia melalui roadmap pembangunan 12 ribu BTS di Indonesia untuk melengkapi keseluruhan infrastruktur TIK. Menurut dia, dalam roadmap Kominfo tahun 2019, tercatat akan menyelesaikan upgrading dari 1.209 BTS di seluruh Indonesia.
"Tahun 2021 nanti yang sudah di dalam roadmap dan disetujui Presiden Joko Widodo. Rencana akan melengkapi pembangunan 4.200 BTS di 4.200 desa di seluruh indonesia yang saat ini belum memiliki sinyal atau 4G," ujar Johnny.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMDA4MzAxNjQ3MjktMzctMTgzMTA0L2Jvcy1iY2EtY2hpbmEtcHVueWEtOC1qdXRhLWJ0cy1yaS1iYXJ1LWFkYS04MDAtcmliddIBAA?oc=5
2020-08-30 10:00:29Z
52782356778964
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bos BCA: China Punya 8 Juta BTS, RI Baru Ada 800 Ribu - CNBC Indonesia"
Post a Comment