Search

Emas Dekati US$ 1.900/US$ dan Balik Naik, Waktunya Beli Nih? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia berhasil menguat tipis pada perdagangan Selasa kemarin, setelah sempat mendekati level US$ 1.900/troy ons. Ambrolnya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menjadi pemicu berbaliknya harga logam mulia ini.

Melansir data Refinitiv, harga emas dunia kemarin menguat 0,11% ke US$ 1.930,92/troy ons setelah sebelumnya sempat merosot 1,17% ke US$ 1.906,23/troy ons.

Sementara pada hari ini, Rabu (9/9/2020), pada pukul 16:06 WIB emas melemah tipis 0,03% ke US$ 1.930,34/troy ons.


Bursa saham Amerika Serikat (AS) yang "berdarah-darah" kemarin membuat emas berbalik arah. Aksi jual yang terjadi di sektor teknologi memicu kejatuhan bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut. Indeks Nasdaq ambrol 4,11%, S&P500 -2,78% dan Dow Jones -2,25%.

Emas merupakan aset aman (safe haven) sementara saham merupakan aset berisiko, sehingga pergerakan keduanya berlawan arah dalam jangka pendek.

"Kita melihat bangkitnya harga emas setelah bursa saham AS merosot yang memicu aksi beli aset safe haven. Investor sedang bingung, mereka tidak tahun di mana level dasar pasar saham saat ini," kata Philip Streible, kepada ahli strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (8/9/2020).

Meski demikian, bangkitnya dolar AS membatasi penguatan harga emas. Indeks dolar AS makin menjauhi level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir setelah menguat 0,78% kemarin, dan pagi ini sempat naik 0,18% ke 93,615 yang menjadi level terkuat nyaris 1 bulan terakhir.

"Emas sedang terperangkap dalam rentang perdagangan yang sempit. Jika mampu menembus US$ 1.960/troy ons, emas baru akan kembali memasuki tren naik," kata Streible.

Sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, US$ 2.072,49/troy ons 7 Agustus lalu, emas berbalik merosot, dan tidak pernah lagi kembali ke atas level US$ 2.000/troy ons. Emas juga bergerak dengan volatilitas tinggi, artinya naik-turun secara signifikan dalam waktu singkat, beberapa pekan terakhir.

Namun beberapa hari terakhir volatilitas emas cenderung merendah dan harganya menurun, tetapi masih mampu bertahan di atas US$ 1.900/troy ons.

Cuma sekali saja pada 12 Agustus lalu, emas merosot hingga ke US$ 1.863,66/troy ons, tetapi di hari yang sama juga bangkit dan mengakhiri perdagangan di US$ 1.917,81/troy ons. 

Sejak saat itu, emas tidak pernah lagi menyentuh US$ 1.900/troy ons, setiap kali mendekati level tersebut emas kemudian berbalik naik.

Oleh sebab itu, Eugen Weinberg, kepala komoditas di Commerzbank, mengambil sikap netral terhadap emas.

"Banyak yang perlu dicerna pasar. Periode konsolidasi bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama tanpa mempengaruhi tren jangka panjang. Saat ini, saya tidak melihat sesuatu yang bisa membawa emas naik ke atas US$ 2.000/troy ons, ataupun ke bawah US$ 1.900/troy ons," kata Weinberg sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (4/9/2020).

Artinya, ketika mendekati US$ 1.900/troy ons emas akan naik lagi, sementara ketika mendekati US$ 2.000/troy ons maka emas kemungkinan akan kembali turun.

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDkwOTE2MzYwMC0xNy0xODU2MTQvZW1hcy1kZWthdGktdXMtLTE5MDAtdXMtLWRhbi1iYWxpay1uYWlrLXdha3R1bnlhLWJlbGktbmlo0gEA?oc=5

2020-09-09 10:37:59Z
52782373553947

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Emas Dekati US$ 1.900/US$ dan Balik Naik, Waktunya Beli Nih? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.