BEIJING, KOMPAS.com - Roda kehidupan Jack Ma tampaknya mulai berputar ke bawah. Miliarder yang dulu menjadi pujaan China itu kini keberadaannya tak terendus, entah di mana.
Sebelumnya, posisi Jack Ma di daftar teratas orang terkaya Asia juga digeser oleh Zhong Shanshan. Ia kini menempati urutan ketiga di bawah Mukesh Ambani asal India.
Kabar Jack Ma menghilang diduga lantaran dia mengkritik Pemerintah China terkait kebijakan ekonomi.
Baca juga: Berapa Kekayaan Jack Ma? Totalnya Setara 100 Jalan Tol dan 4 Juta Mobil MPV
Dilansir dari News 18 pada Senin (4/1/2021), Jack Ma memang termasuk orang yang vokal mengkritik Pemerintah "Negeri Panda".
Dalam sebuah forum di Shanghai pada 24 Oktober 2020, mantan guru bahasa Inggris itu mengkritik bank di China beroperasi layaknya rumah gadai karena harus memberikan jaminan terkait dengan kredit.
Sementara itu, regulasi perbankan yang berlaku dinilainya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong ekonomi, seperti dikutip KompasTekno, Senin (16/11/2020).
Pria berusia 56 tahun itu juga menyerukan reformasi sistem yang menurutnya telah menghambat inovasi bisnis. Dia menyamakan peraturan perbankan global dengan "klub orangtua".
Jika benar kritik itu memicu hilangnya Jack Ma, maka akan memperuncing hubungannya dengan China yang dulu akrab tapi belakangan menegang.
Baca juga: Tak Hanya Sosoknya yang Dikabarkan Hilang, Foto Jack Ma Juga Raib di Situs Alibaba
Menurut pemberitaan BBC pada 27 November 2018, pria bernama asli Ma Yun ini termasuk anggota Partai Komunis China (PKC).
Jack Ma tergolong gigih membela kebijakan bisnis Xi Jinping dengan perusahaan asing, termasuk Amerika Serikat, yang mengeluhkan sulitnya akses ke pasar China.
Dalam sebuah kesempatan dia berkata, "Kalau mereka datang ke sini, mereka harus bilang OK, saya mengikuti aturan dan hukum China."
Jack Ma tidak main-main. Dia bahkan berani menantang perusahaan besar seperti Facebook jika memang ingin membuka kantor di "Negeri Panda".
Perekonomian China pun turut dibantunya dengan Alibaba, dan bersedia membagikan data pelanggan jika pihak berwenang menelepon.
Lagi-lagi, Jack Ma memegang teguh prinsip "aturan dan hukum China".
Baca juga: Di Manakah Jack Ma Ketika Bisnisnya Digilas Otoritas China?
Saat itu suami Cathy Zhang tersebut merasa yakin prinsip China akan membawa perekonomian nasional tumbuh, sambil memastikan 100 lebih entitas raksasa yang dikelola negara tetap berada dalam kendali pemerintah dan PKC.
Meski bosnya adalah anggota PKC, Alibaba mengeklaim Jack Ma tidak pernah menempatkan kepentingan partai di atas perusahaan, atau para pemegang saham.
Dari teman jadi bermusuhan
Namun diwartakan New York Times pada 24 Desember 2020, belakangan ini sentimen kepada Daddy Ma memburuk. Dia bahkan disebut penjahat, kapitalis jahat, dan hantu pengisap darah.
Aura permusuhan ini diawali konflik Jack Ma dengan Pemerintah China. Pejabat China hari itu mengatakan, mereka sedang meluncurkan investigasi anti-monopoli terhadap Alibaba.
Pada saat bersamaan, para pejabat Pemerintah China juga terus mengawasi Ant Group, raksasa fintech yang dikembangkan Alibaba.
November 2020 pihak berwenang membatalkan penjualan saham besar-besaran ke publik yang direncanakan Ant.
Itu terjadi tak sampai dua minggu setelah Jack Ma secara terbuka mengkritik bank-bank China berperilaku seperti pegadaian, dengan meminjamkan dana hanya ke orang-orang yang bisa memberi jaminan.
Hari itu juga empat badan pengawas mengatakan, para pejabat akan bertemu dengan Ant untuk membahas langkah-langkah pengawasan baru.
Baca juga: Jack Ma Menghilang, Video Prediksi Dia Tewas atau Dipenjara Kembali Mencuat
Sementara itu di masyarakat, kesenjangan ekonomi rakyat China kian lebar.
Meski "Negeri Panda" memiliki lebih banyak miliarder dibandingkan Amerika Serikat dan India, sekitar 600 juta penduduknya hanya berpenghasilan Rp 2 juta sebulan bahkan kurang.
Tingkat konsumsi dalam 11 bulan pertama 2020 juga turun sekitar 5 persen secara nasional, meski konsumsi barang mewah tahun lalu diperkirakan tumbuh hampir 50 persen dibandingkan 2019.
Lulusan perguruan tinggi bahkan dengan gelar dari AS semakin minim lapangan kerja dan gaji rendah, harga rumah semakin melonjak untuk pembeli pertama, dan utang-utang generasi muda dari pinjaman online kian menumpuk.
Partai Komunis China tampaknya memanfaatkan situasi itu, yang bisa berujung masalah bagi wirausahawan serta bisnis swasta di bawah Xi Jinping, presiden yang menjunjung kesetiaan di atas segalanya.
Baca juga: 6 Pengkritik Pemerintah yang Dibungkam China, dari Li Wenliang hingga Jack Ma
Dalam pertemuan kepemimpinan tahun lalu untuk mengatur kebijakan ekonomi negara 2021, PKC berjanji akan memperkuat langkah-langkah anti-monopoli dan mencegah ekspansi modal yang semrawut.
Tekanan pada Jack Ma menandakan perubahan dalam cara pemerintah China mengatur internet.
Konten di dunia maya kerap disensor, tetapi regulasi tidak diatur. Tidak ada BUMN yang terlibat dan pada awalnya industri internet China masih kecil.
Saat ini Alibaba dan rivalnya, Tencent, mengontrol lebih banyak data pribadi dan lebih dekat ke pengguna dalam kehidupan sehari-hari di China, daripada Google, Facebook, dan raksasa teknologi AS lainnya.
Mereka tidak mencitrakan diri sebagai ancaman dan sebaliknya justru membantu pihak berwenang melacak orang. Namun, pemerintah melihat pengaruhnya dapat menyimpan bahaya.
Masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa jauh regulator akan mengekang Jack Ma dan perusahaan teknologi raksasa lainnya.
Akan tetapi beberapa orang pro-pasar di China khawatir negara tersebut sedang menuju garis keras tahun 1950-an, ketika partai menghilangkan kelas kapital, menyamakan kapitalis dengan ketidakmurnian, kekurangan, dan kelemahan.
Baca juga: Kronologi Jack Ma Menghilang Tiba-tiba dari Pandangan Publik
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMifGh0dHBzOi8vd3d3LmtvbXBhcy5jb20vZ2xvYmFsL3JlYWQvMjAyMS8wMS8wNS8xOTQxMTE2NzAvaHVidW5nYW4tcnVtaXQtamFjay1tYS1kZW5nYW4tY2hpbmEtZHVsdS10ZW1hbi1raW5pLW11c3VoYW4_cGFnZT1hbGzSAXNodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL2dsb2JhbC9yZWFkLzIwMjEvMDEvMDUvMTk0MTExNjcwL2h1YnVuZ2FuLXJ1bWl0LWphY2stbWEtZGVuZ2FuLWNoaW5hLWR1bHUtdGVtYW4ta2luaS1tdXN1aGFu?oc=5
2021-01-05 12:41:00Z
52782553457241
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hubungan Rumit Jack Ma dengan China, Dulu Teman Kini Musuhan - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment