Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tengah membentuk Indonesia Battery Holding (IBH) untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.
Perusahaan holding yang terdiri dari empat BUMN antara lain MIND ID atau PT Inalum (Persero), PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero) ini ditargetkan bakal terbentuk pada Semester 1 2021 ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury.
"Kami harap pembentukan IBH bisa dibentuk di Semester 1 tahun ini. Sudah ada diskusi empat badan usaha itu, juga sudah ada diskusi awal dengan para calon mitra, timeline Semester 1 tahun ini," ungkapnya dalam 'BUMN Media Talk, EV Battery: Masa Depan Ekonomi Indonesia' secara daring, Selasa (02/02/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan nantinya IBH ini bisa menjadi satu perusahaan yang bisa melakukan kerja sama dengan para calon mitra.
"Jadi satu perusahaan yang bisa melakukan penandatanganan kerja sama joint venture (jv) dengan para calon mitra," jelasnya.
Menurutnya, rantai pasok dari industri baterai ini sangat panjang, mulai dari pertambangan, smelter, pembuatan pabrik prekursor, dan lainnya.
"Nah memayungi semua value chain itu Indonesia Battery Corporation (Indonesia Battery Holding) ini. Dimiliki empat perusahaan, MIND ID, Antam, PLN, dan Pertamina. Kita selalu sampaikan kita harus terintegrasi," jelasnya.
Di sisi hulu ada Antam, MIND ID, dan di hilir ada Pertamina dan PLN. Holding yang sudah dibentuk ini bisa menurutnya bisa melakukan kerja sama dengan calon mitra potensial, seperti dari China, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara Eropa.
"Memang 3-4 negara-negara ini para pemain global bisa bawa uang, bawa teknologi, dan bawa pasar, sehingga apa yang diproduksi di masing-masing bagian dari value chain produk EV maupun baterai kita kerjasamakan," ungkapnya.
Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan Indonesia punya ambisi besar holding baterainya bisa menjadi pemain global. Menurutnya BUMN memiliki ambisi besar untuk mengembangkan ekosistem baterai EV pada 2025.
Dia menyebut, Indonesia dianugerahi material yang bisa menjadi bahan baku pembuatan baterai mobil listrik. Produksi nikel sulfat menurutnya sebesar 50 ribu-100 ribu ton per tahun yang bisa digunakan di dalam negeri dan ekspor.
"Menjadi produsen prekursor dan katoda global dengan output tahunan 120 ribu-240 ribu ton untuk diekspor dan digunakan secara lokal," paparnya.
[Gambas:Video CNBC]
(wia)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMTAyMDIxNzM0MTYtNC0yMjA1NDcvaW5kb25lc2lhLWJhdHRlcnktaG9sZGluZy1kaXRhcmdldGthbi10ZXJiZW50dWstZGktc2VtZXN0ZXItadIBAA?oc=5
2021-02-02 11:15:00Z
52782599164074
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Indonesia Battery Holding Ditargetkan Terbentuk di Semester I - CNBC Indonesia"
Post a Comment