Search

Ini Penyebab IHSG Jeblok 1,22% di Sesi I Hari Ini - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) amblas pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (26/9/2022). Pelaku pasar masih mengevaluasi langkah The Fed serta Bank Indonesia (BI) terhadap ekonomi secara luas dan pasar keuangan secara spesifik. 

IHSG memang sudah dibuka anjlok ke posisi 7.178,5 sejak awal pembukaan. Indeks kemudian ditutup di zona merah dengan koreksi 1,22% atau 87,59 poin ke 7.090,99 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 8,27 triliun dengan melibatkan lebih dari 16 miliar saham.

Level tertinggi berada di 7.178,5 sesaat setelah perdagangan dibuka sementara level terendah berada di 7.039,24 sekitar pukul 09:55 WIB. Mayoritas saham siang ini terpantau mengalami penurunan. Statistik perdagangan mencatat ada 430 saham yang melemah dan 137 saham yang mengalami kenaikan dan sisanya sebanyak 125 saham stagnan.


Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 492,2 miliar. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 450,8 miliar dan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) di posisi ketiga sebesar Rp 349,2 miliar.

Saham-saham emiten pertambangan batubara berguguran sepanjang sesi I perdagangan siang ini. diantaranya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) ambles masing-masing 4,2% dan 4,93%. Sementara itu, PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turut ambles masing-masing 6,67% dan 6,8%.

Selanjutnya ada PT Bukit Asam (PTBA) longsor 4,19%, PT Indotambangraya Megah Tbk (ITMG) terkoreksi 3,82% dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) turut ambles 6,53%.

Akhir pekan lalu, Wall Street mengakhiri perdagangan berdarah-darah karena karena melonjaknya suku bunga dan gejolak mata uang asing yang kemudian meningkatkan kekhawatiran akan resesi global. ini turut menjadi sentimen negatif bagi bursa tanah air.

The Fed resmi menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75 bps dalam kali ketiga beruntun. Keputusan yang diperoleh dengan suara bulat 12 anggota komite tersebut akan menaikkan suku bunga acuan AS ataufederal-funds rate(FFR) ke kisaran antara 3% dan 3,25%, level yang terakhir terlihat pada awal 2008.

Meskipun kenaikan siklus ini sejatinya sesuai dengan ekspektasi pasar, akan tetapi komentar The Fed mengindikasikan akan tetap hawkish pada pertembuan November mendatang yang semakin membuat investor waswas.

"Pasar telah bertransisi dengan jelas dan cepat dari kekhawatiran atas inflasi ke kekhawatiran atas kampanye Federal Reserve yang agresif," kata Quincy Krosby dari LPL Financial dikutip dari CNBC International.

Otoritas moneter AS tersebut terhitung telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 5 kali. Pertama dilakukan pada Maret 2022 sebesar 25 bps. Selanjutnya di bulan Mei sebesar 50 bps.

Kemudian di bulan Juni, Juli dan terakhir September, The Fed menaikkan masing-masing 75 bps. Pelaku pasar tidak hanya menyorot soal kenaikan suku bunga acuan di bulan September karena memang sudah diantisipasi.

Pada pekan ini, khususnya hari ini minimnya sentimen berpotensi tak dapat mendongkrak kinerja IHSG. Lagi-lagi sentimen pasar masih didominasi oleh implikasi dari keputusan kebijakan moneter suku bunga oleh sejumlah bank sentral, termasuk dari dalam negeri oleh Bank Indonesia.

The Fed yang masih akan agresif ke depan, maka investor patut untuk mewaspadai adanya aliran dana keluar dan volatilitas pergerakan IHSG yang masih akan tinggi meski sepanjang tahun ini IHSG cenderung masih tahan banting.

Investor juga patut memperhatikan perkembangan perang saat ini. Perang yang kembali memanas dapat pergerakan harga komoditas kembali liar yang mana perubahan harga tersebut sering kali ikut mendikte pergerakan pasar saham domestik.

Sejumlah emiten di sektor energi, pertambangan hingga perkebunan pergerakannya nyaris secara eksklusif ditopang oleh naik turunnya harga komoditas di pasar global. Sejumlah komoditas yang harganya dapat terdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung termasuk minyak mentah, gas alam dan batu bara, serta minyak nabati hingga gandum.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

IHSG Ambyar Setelah Lebaran Lumrah, Tapi Tahun Ini Terburuk


(aum)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIyMDkyNjExMzkxMi0xNy0zNzQ5NDAvaW5pLXBlbnllYmFiLWloc2ctamVibG9rLTEyMi1kaS1zZXNpLWktaGFyaS1pbmnSAQA?oc=5

2022-09-26 04:54:51Z
1575760216

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ini Penyebab IHSG Jeblok 1,22% di Sesi I Hari Ini - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.