Search

Sederet Ramalan Soal Masa Depan Rupiah, Awas Kaget! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir tak kuasa menahan amukan dolar Amerika Serikat (AS) imbas dunia yang tengah kacau balau. Dolar AS bahkan menembus level Rp 15.300 dalam beberapa saat.

Situasi dunia yang masih tidak jelas akan terus membawa pasar keuangan ke dalam ketidakpastian. Dolar AS masih berpotensi kembali menguat, lalu bagaimana nasi rupiah?


"Rupiah sejauh mana? Tekanannya tak akan berat," ungkap Chatib Basri, Ekonom Senior saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Kamis (6/10/2022)

Salah satu indikator yang menjelaskan kestabilan rupiah adalah kepemilikan asing dalam surat berharga negara. Tiga tahun lalu, asing memegang 39% SBN dan sekarang turun drastis ke 14%. "Maka dari itu rupiah relatif stabil," jelasnya.

Hanya saja yang perlu diperhatikan, menurut Chatib adalah pasokan valuta asing (valas) di pasar keuangan. Indonesia masih membutuhkan banyak dolar AS untuk membayar utang dan kebutuhan impor PT Pertamina persero serta perusahaan lainnya. "Likuiditas valas sekarang itu ketat," tegas Chatib.

Melansir data Refinitiv, di akhir perdagangan kemarin, rupiah berada di Rp 15.190/US$, sudah kembali menguat 0,36% di pasar spot.

Indeks dolar AS jeblok hingga 1,5% ke 110.06 pada perdagangan Selasa kemarin. Dalam 5 hari perdagangan merosot sebanyak 4 kali dengan total 3,5%.

Jebloknya indeks dolar AS mengikuti pergerakan yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat. Banyak analis melihat Penurunan keduanya terkait ekspektasi atau pandangan suku bunga The Fed (bank sentral AS).

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tahun ini akan bergerak dikisaran 14.688-14.675. Sementara pada tahun 2023 mendatang diperkirakan akan berada di level 14.858-14.886.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan, penguatan rupiah baru terjadi hari ini, sejak terakhir Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil rapat dewan gubernur dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,25% pada 22 September 2022.

Faiz menyebut, secara fundamental memang rupiah jauh lebih baik dibanding mata uang negara lain. Arah penguatan ke depan tergantung bagaimana respon kebijakan moneter.

"Jika BI kembali menaikkan suku bunga hingga 5,25% akhir tahun, rupiah dapat menguat ke arah Rp 14.820/US$ hingga akhir tahun ini. Sementara itu, kita lihat hari ini indeks dollar melemah, jadi itu menjadi faktor yang membantu rupiah menguat," jelas Faiz kepada CNBC Indonesia.

Global Markets Economist Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menjelaskan, menguatnya rupiah hari ini karena adanya ketiadaan event major di Amerika Serikat yang memicu technical rebound mata uang non dollar. Apalagi data inflasi terbaru Indonesia ternyata tidak setinggi yang diperkirakan.

"Inflasi September 2022 ternyata masih berada di bawah 6% (year on year), sehingga mendorong investor global untuk masuk kembali ke pasar keuangan domestik," jelas Myrdal kepada CNBC Indonesia.

Kendati demikian, hingga akhir Desember 2022, rupiah juga menurut Myrdal berpotensi menguat ke level Rp 14.600/US$, didorong adanya surplus neraca dagang yang konsisten, inflow di pasar keuangan setelah sentimen kenaikan bunga global dan resesi sudah price in, dan foreign direct investment.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Dunia Terancam Resesi Tahun Depan, Nasib RI Bagaimana?


(mij/mij)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIyMTAwNjA3NDM1NS0xNy0zNzc1ODgvc2VkZXJldC1yYW1hbGFuLXNvYWwtbWFzYS1kZXBhbi1ydXBpYWgtYXdhcy1rYWdldNIBAA?oc=5

2022-10-06 01:05:55Z
1593001350

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sederet Ramalan Soal Masa Depan Rupiah, Awas Kaget! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.