Search

Koreksi IHSG Makin Parah, Ini Biang Keroknya - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau makin dalam pada awal perdagangan sesi I Selasa (10/1/2023).

Hingga pukul 10:50 WIB, IHSG ambles 1,45% ke posisi 6.591,879. IHSG pun keluar dari zona psikologis 6.600 dan kini diperdagangkan di level psikologis 6.500.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini sudah mencapai sekitaran Rp 6,5 triliun dengan melibatkan 9 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 610.374 kali.

Investor masih cenderung khawatir dengan potensi resesi global yang bakal terjadi pada tahun ini. Apalagi, beberapa bank sentral mulai mengoleksi emas yang dianggap sebagai salah satu aset safe haven, di mana salah satunya yakni bank sentral China (People Bank of China/PBoC).

PBoC memborong emas dalam jumlah yang besar dalam dua bulan terakhir. World Gold Council (WGC) pada Jumat pekan lalu melaporkan bahwa bank sentral Negeri Panda tersebut memborong emas sebanyak 32 ton pada November 2022.

Pembelian emas oleh PBoC adalah yang pertama kali sejak September 2019 atau lebih dari tiga tahun lalu.

Tidak hanya China, bank sentral lainnya juga memborong emas pada tahun lalu. WGC melaporkan jumlah pembelian tersebut menjadi yang terbesar dalam 55 tahun terakhir.

Emas yang kembali diburu oleh beberapa bank sentral bukanlah tanpa penyebab. Tanda-tanda resesi di AS sudah mulai terlihat, salah satunya dari data aktivitas jasa menurut ISM pekan lalu.

ISM melaporkan purchasing managers' index (PMI) jasa turun menjadi 49,6 jauh dari bulan sebelumnya 56,5. Angka di bawah 50 berarti kontraksi, sementara di atasnya adalah ekspansi.

Untuk diketahui sektor jasa merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB) AS berdasarkan lapangan usaha. Kontribusinya tidak pernah kurang dari 70%.

Kontraksi sektor jasa tentunya menjadi sinyal kuat negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia ini sebentar lagi akan mengalami resesi.

Ekonom Bank of America memprediksi Negeri Paman Sam akan mengalami resesi di juga di kuartal I-2023, saat PDB-nya mengalami kontraksi 0,4%.

"Kabar buruknya di 2023, proses pengetatan moneter akan menunjukkan dampaknya ke ekonomi," kata ekonom Bank of America, Savita Subramanian, sebagaimana dilansir Business Insider, akhir November lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Belum Suram, APEI Sebut Pasar Modal Masih Bisa Tumbuh


(chd/chd)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiaWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDExMDEwNTUxNy0xNy00MDQyMzAva29yZWtzaS1paHNnLW1ha2luLXBhcmFoLWluaS1iaWFuZy1rZXJva255YdIBbWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDExMDEwNTUxNy0xNy00MDQyMzAva29yZWtzaS1paHNnLW1ha2luLXBhcmFoLWluaS1iaWFuZy1rZXJva255YS9hbXA?oc=5

2023-01-10 04:04:30Z
1725139681

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Koreksi IHSG Makin Parah, Ini Biang Keroknya - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.