Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi menepis anggapan program subsidi untuk mobil listrik hanya untuk mendukung orang kaya. Menurutnya insentif itu diperlukan untuk mempercepat populasi mobil listrik.
"Seberapa yakin (subsidi mobil listrik)? Wallahualam. Karena masih yang namanya timbul pertentangan, karena ada bilang 'wah subsidi negara dihabiskan orang untuk beli mobil' itu untuk orang kaya, sebenarnya nggak begitu," kata Nangoi di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Lanjut Nangoi menambahkan, subsidi yang digunakan bersumber dari APBN untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Di sisi lain, kehadiran kendaraan-kendaraan listrik bisa menghemat penggunaan BBM.
"Karena subsidi yang dipakai itu adalah subsidi pemerintah yang digunakan untuk membeli bahan bakar impor," kata Nangoi
"Jadi tidak mengurangi subsidi yang dipakai oleh pemerintah misalnya subsidi pendidikan, ataupun juga kesehatan itu tidak digabung ke sana. Tapi subsidi bahan bakar fossil yang kita kurangi," kata Nangoi.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kebijakan subsidi kendaraan listrik sudah final. Luhut mengatakan, kebijakan subsidi kendaraan listrik akan diumumkan pada pekan depan.
"Ya kita harapkan minggu depan. Mudah-mudahan nggak ada hambatan lagi. Nanti, kita dengerin, sudah, tapi kan saya minta supaya detail mudah-mudahan ya minggu depan lah, tanggal Februari awal," kata Luhut usai menjadi pembicara di Saratoga Investment Summit 2023 di Jakarta, Kamis (26/1/2023), dikutip dari detikFinance.
Diketahui, menurut rencana pemerintah, pembelian mobil listrik akan mendapat subsidi sekitar Rp 80 juta. Hitung-hitungan tersebut hanya berlaku untuk kendaraan listrik yang memenuhi syarat minimal TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), yang artinya kendaraan listrik tersebut harus sudah dirakit di sini.
Diberitakan detikcom sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia membutuhkan pengembangan market agar jumlah mobil listrik bisa mencapai minimal 20 persen di tahun 2025 atau sekitar angka 400 ribu unit.
"Insentif akan kita berikan dalam rupiah tertentu, ini sedang bicara dengan Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani), nilainya Rp 5 triliun. Nanti dibagi, motor berapa, mobil berapa. Bus itu akan kita pertimbangkan juga," tukasnya.
Simak Video "Stafsus Erick Singgung Pola Pikir Rakyat soal Hak Menerima BBM Subsidi"
[Gambas:Video 20detik]
(riar/rgr)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiUmh0dHBzOi8vb3RvLmRldGlrLmNvbS9tb2JpbC9kLTY1MzcxNDcvc3Vic2lkaS1tb2JpbC1saXN0cmlrLWJ1a2FuLXVudHVrLW9yYW5nLWtheWHSAVZodHRwczovL290by5kZXRpay5jb20vbW9iaWwvZC02NTM3MTQ3L3N1YnNpZGktbW9iaWwtbGlzdHJpay1idWthbi11bnR1ay1vcmFuZy1rYXlhL2FtcA?oc=5
2023-01-27 04:30:33Z
1751145357
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Subsidi Mobil Listrik Bukan untuk Orang Kaya' - detikOto"
Post a Comment