Search

IHSG Lesu Lagi, 6 Saham Big Cap Ini Jadi Biang Keroknya - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Kamis (16/3/2023), di tengah mulai meluasnya krisis perbankan global.

Per pukul 11:30 WIB atau hingga akhir perdagangan sesi I, IHSG melemah 0,75% ke posisi 6.578,73. IHSG pun menembus level psikologis 6.500, yang terakhir terlihat pada Mei 2022.

Terpantau enam saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) menjadi pemberat laju pergerakan indeks pada perdagangan sesi I hari ini.

Berikut saham-saham yang menjadi pemberat (laggard) IHSG hari ini.

Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Mandiri BMRI -7,05 9.900 -1,49%
Adaro Energy Indonesia ADRO -3,97 2.630 -4,36%
Merdeka Copper Gold MDKA -3,45 3.870 -3,01%
Charoen Pokphand Indonesia CPIN -2,52 4.850 -3,00%
Indocement Tunggal Prakarsa INTP -2,36 9.650 -5,85%
GoTo Gojek Tokopedia GOTO -1,89 120 -0,83%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi pemberat IHSG terbesar pada sesi I hari ini, yakni mencapai 7,05 indeks poin.

Kemudian di posisi kedua ada saham batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang membebani IHSG hingga 3,97 indeks poin.

Terakhir, ada saham teknologi yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang memperberat indeks sebesar 1,89 indeks poin.

Meluasnya krisis perbankan semakin meningkatkan kekhawatiran pasar jika ada persoalan besar dalam sistem perbankan global.

Terbaru, bank investasi asal Swiss yakni Credit Suisse pun mulai mengalami hal-hal yang tidak terduga sebelumnya. Saham Credit Suisse sudah turun selama delapan hari perdagangan dengan pelemahan menembus 39%.

Persoalan Credit Suisse bermula setelah mereka mengakui ada "kelemahan material" yakni kelemahan dalam kontrol internal mereka ketika bank terlambat merilis laporan keuangan.

Bank dengan operasional terbesar di Swiss tersebut menunda rilis laporan keuangan mereka yang seharusnya diserahkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS pekan lalu.

Keterlambatan terjadi karena mereka merevisi laporan arus kas perusahaan pada 2019 dan 2020.

Sebagai catatan, laporan keuangan 2022 menyebut bank yang berdiri sejak 1856 tersebut mencatat rugi bersih senilai US$ 7,8 miliar.

Kerugian salah satunya oleh penarikan dana besar-besaran hingga menembus 110 billion francs atau sekitar US$ 120 miliar (Rp 1.843,2 triliun).

Persoalan semakin runyam karena investor terbesar mereka, Saudi National Bank, menolak memberikan tambahan modal karena terbentur aturan kepemilikan saham maksimal 10%.

Kepemilikan mereka kini mencapai 9,9%. Saudi National Bank membeli saham Credit Suisse saat bank tersebut mengumpulkan dana hingga US$ 4,2 miliar pada 2022 sebagai bagian dari restrukturisasi dan perbaikan kinerja.

Bank beraset 530 miliar franc atau sekitar US$ 573 miliar (Rp 8.801 triliun) tersebut memang diketahui kerap ditimpa masalah.

"Faktor utama dari kejatuhan pasar saat ini adalah hilangnya kepercayaan. Ini adalah bentuk ketakutan karena pasar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi (pada bank-bank)," Mark Stoeckle, CEO dari Adams Funds, dikutip dari CNBC International.

Di lain sisi, investor cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga terbaru Bank Indonesia (BI) pada hari ini.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral Tanah Air tersebut akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Bila BI tetap mempertahankan suku bunga hari ini maka hal itu akan menjadi kabar positif bagi pasar keuangan RI, terutama IHSG. Dengan kebijakan BI yang dovish maka pertumbuhan kredit dan ekonomi diharapkan akan terus meningkat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

4 Saham Big Cap Ini Jadi Penahan Koreksi IHSG


(chd/chd)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMidGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDMxNjEyMTgxOS0xNy00MjIxOTIvaWhzZy1sZXN1LWxhZ2ktNi1zYWhhbS1iaWctY2FwLWluaS1qYWRpLWJpYW5nLWtlcm9rbnlh0gF4aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vbWFya2V0LzIwMjMwMzE2MTIxODE5LTE3LTQyMjE5Mi9paHNnLWxlc3UtbGFnaS02LXNhaGFtLWJpZy1jYXAtaW5pLWphZGktYmlhbmcta2Vyb2tueWEvYW1w?oc=5

2023-03-16 06:00:05Z
1845102107

Bagikan Berita Ini

0 Response to "IHSG Lesu Lagi, 6 Saham Big Cap Ini Jadi Biang Keroknya - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.