Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Kamis (13/4/2024). Rupiah bahkan mencetak rekor terkuat 2023 sekaligus menjadi yang terbaik di Asia pagi ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.820/US$ atau melesat 0,37%. Penguatan rupiah terus bertambah hingga menembus ke bawah Rp 14.800/US$.
Pada pukul 9:20 WIB, rupiah berada di Rp 14.790/US$ atau menguat 0,57% sekaligus menjadi rekor terkuat baru pada tahun ini. Rekor sebelumnya
Jebloknya indeks dolar AS membuat mayoritas mata uang Asia menguat pagi ini, tetapi penguatan rupiah yang paling besar.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang Asia hingga pukul 9:20 WIB.
Indeks dolar AS yang merosot 0,7% pada perdagangan Rabu pasca rilis data inflasi yang melambat.
Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) pada Maret dilaporkan tumbuh 5% year on year (yoy), dari bulan sebelumnya 6%, dan lebih rendah dari ekspektasi 5,2%.
Meski demikian, inflasi Inti justru tumbuh 5,6% sesuai dengan ekspektasi analis dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya 5,5%.
Pasca rilis tersebut, bank sentral AS (The Fed) masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Mei nanti. Tetapi di sisi lain, pasar juga melihat probabilitas pemangkasan suku bunga pada Juli meningkat menjadi 50%, dibandingkan pekan lalu 38%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group.
Penguatan tajam rupiah juga ditopang sentimen dari dalam negeri. Kabar baik datang dari operasi moneter Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) Bank Indonesia (BI) yang mulai menarik tenor jangka panjang. Artinya, dolar AS para eksportir disimpan lebih lama di dalam negeri, yang tentunya bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Hal ini tentunya menjadi kabar bagus, apalagi awal pekan lalu BI melaporkan cadangan devisa yang kembali meningkat.
Berdasarkan data dari Bahana Sekuritas, lelang terbaru yang dilakukan BI pada Selasa kemarin mampu menyerap US$ 19,3 juta. Dari nilai tersebut sebanyak US$ 12,5 juta masuk ke tenor 1 bulan dan US$ 6,8 juta masuk ke tenor 6 bulan.
Dalam 11 lelang yang dilakukan BI sejak awal Maret lalu, berdasarkan catatan Bahana Sekuritas baru kali ini tenor 6 bulan menarik minat eksportir. Bunga yang diberikan untuk tenor ini mencapai 5,35%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Video: Masih Terpuruk, Rupiah Bisa Tembus Rp 16.000/USD?
(pap/pap)
https://news.google.com/rss/articles/CBMidWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDQxMzA5MjUzMy0xNy00Mjk0OTQvY2V0YWstcmVrb3ItZGFuLWtlLWJhd2FoLXJwLTE0ODAwLXVzLS1ydXBpYWgtanVhcmEtYXNpYdIBeWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDQxMzA5MjUzMy0xNy00Mjk0OTQvY2V0YWstcmVrb3ItZGFuLWtlLWJhd2FoLXJwLTE0ODAwLXVzLS1ydXBpYWgtanVhcmEtYXNpYS9hbXA?oc=5
2023-04-13 03:30:33Z
1934659544
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cetak Rekor dan ke Bawah Rp 14.800/US$, Rupiah Juara Asia! - CNBC Indonesia"
Post a Comment