Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia jatuh pada perdagangan pekan ini. Ini jadi penurunan terbesar sejak Maret 2023.
Melambatnya kembali data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kenaikan persediaan bensin AS menimbulkan kekhawatiran tentang resesi dan permintaan minyak global yang lebih lambat.
Mengutip data Refinitiv harga minyak mentah dunia acuan Brent berada di posisi US$81,66 per barel, turun 5,4% sepanjang pekan ini. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 5,63% ke US$77,87 per barel.
"Sentimen pasar tetap bearish setelah data ekonomi AS yang lemah, bersama dengan ekspektasi kenaikan suku bunga, memicu kekhawatiran atas resesi yang dapat mengurangi permintaan minyak," kata Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, unit Nissan Securities, dikutip dari Reuters.
"Minyak WTI diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran US$75 - US$80 per barel untuk minggu depan karena investor mencoba mencari tahu apakah permintaan bensin AS akan meningkat menjelang musim mengemudi musim panas.
Juga,apakah permintaan minyak China akan benar-benar meningkat pada paruh kedua tahun ini," tambah Kikukawa.
Para pelaku pasar saat ini masih khawatir akan "hantu" resesi akibat tren kenaikan suku bunga bank sentral yang akan membuat permintaan minyak menyusut.
Menurut Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic, The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga satu kali lagi.
Sementara itu harga minyak mentah tidak turun lebih jauh karena ditopang oleh sentimen penurunan persediaan minyak mentah di AS pekan lalu karena kilang berjalan dan ekspor naik.
Mengutip data Administrasi Informasi Energi (EIA) AS, stok minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan 4,6 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan bensin melonjak secara tak terduga karena permintaan yang mengecewakan.
Angka tersebut jauh lebih besar dari perkiraan analis untuk penurunan minyak mentah 1,1 juta barel, dan perkiraan Institut Perminyakan Amerika (API) pada Selasa dari penurunan 2,7 juta barel.
Melemahnya harga minyak dunia ini tentu saja kabar baik bagi Indonesia yang mengimpor minyak mentah dan hasil minyak mentah dalam jumlah besar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor minyak mentah Indonesia pada Maret 2023 sebesar US$ 814,2 juta, naik dari catatan Februari 2023 sebesar US$ 528,1 juta dan catatan Maret 2022 yang sebesar US$ 657,7 juta.
Sementara itu, impor hasil minyak sebesar US$ 1,8 miliar pada Maret 2023. Naik dari catatan pada Februari 2023 sebesar US$ 1,49 miliar, meski turun dari catatan impor pada Maret 2022 sebesar US 2,35 miliar.
Melandainya impor minyak juga bisa berdampak positif ke harga bahan bakar minyak (BBM). Jika harga minyak mentah dunia turun maka ada peluang harga BBM terus melandai.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Seramnya Hantu Covid China, Harga Minyak pun Tumbang 1% Lebih
(mae/mae)
https://news.google.com/rss/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDQyMjA5MzY1My0xNy00MzE3MDgvaGFyZ2EtbWlueWFrLW1lbnRhaC1hbWJydWstNi1zZW1vZ2EtaGFyZ2EtYmJtLW1ha2luLXR1cnVu0gF7aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vbWFya2V0LzIwMjMwNDIyMDkzNjUzLTE3LTQzMTcwOC9oYXJnYS1taW55YWstbWVudGFoLWFtYnJ1ay02LXNlbW9nYS1oYXJnYS1iYm0tbWFraW4tdHVydW4vYW1w?oc=5
2023-04-22 02:54:35Z
1963442988
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak Mentah Ambruk 6%, Semoga Harga BBM Makin Turun - CNBC Indonesia"
Post a Comment