Search

Respons Pemerintah China Usai Evergrande Bangkrut Tak Bisa Bayar Utang Rp 5.000 T - Detikcom

Jakarta -

Perusahaan properti asal China Evergrande mengumumkan kebangkrutan. Apa yang dilakukan pemerintah soal hal ini?

Menanggapi hal itu, pemerintah China bergerak cepat untuk menjaga stabilitas ekonomi negara pasca insiden krisis yang muncul akibat persoalan utang di sektor properti. Kekhawatiran meningkat setelah pengembang properti ternama, Evergrande, bangkrut akibat terlilit utang hingga Rp 5.000 triliun. Berbagai langkah konkret telah diterapkan untuk menahan dampak negatif dari situasi ini pada perekonomian yang tengah mengalami tekanan.

Dilansir dari apnews.com, Jumat (18/8/2023), langkah awal yang diambil oleh pemerintah China adalah memberikan keyakinan kepada para pelaku pasar dan masyarakat bahwa masalah utang dalam industri properti tidak akan berdampak lebih jauh, terutama di luar batas negara.

Para ahli ekonomi menegaskan bahwa sistem keuangan China sudah memiliki isolasi dari arus modal global sehingga probabilitas ekspansi krisis ke negara lain sangatlah minim. Hal ini menggarisbawahi tekad pemerintah untuk memastikan bahwa permasalahan ini tidak akan mempengaruhi ekonomi global secara signifikan.

"Risiko dari bisnis properti diperkirakan akan pulih secara perlahan," ujar Fu Linghui dari Biro Statistik Nasional.

Di samping itu, pemerintah China juga aktif terlibat dalam upaya restrukturisasi utang perusahaan pengembang properti, seperti kasus Evergrande. Pemerintah mengambil peran penting dalam mengawasi proses restrukturisasi ini dengan tujuan mengurangi potensi dampak negatif pada pasar keuangan dan ekonomi China secara keseluruhan.

Dalam usahanya untuk menjaga kepercayaan publik dan investor, pemerintah China memberikan klarifikasi dan dukungan kepada para pembeli rumah. Masalah utang dalam industri properti dapat membuat para pembeli rumah merasa cemas mengenai investasi mereka. Oleh karena itu, pemerintah berusaha memberikan keyakinan bahwa mereka telah mengambil langkah konkret untuk menangani situasi ini.

Pemerintah juga mengambil inisiatif perubahan kebijakan guna menghadapi masalah utang dalam sektor properti. Kebijakan yang dikenal sebagai "three red lines" atau "tiga garis merah" telah diberlakukan untuk mengendalikan utang yang tinggi pada perusahaan pengembang properti. Kebijakan ini membatasi rasio utang perusahaan properti terhadap kas, aset, dan ekuitas.

Meski demikian, pemerintah China juga menghadapi tantangan dalam mengatasi krisis utang dalam sektor properti ini. Meskipun upaya konkret telah dilakukan, kompleksitas masalah utang dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tetap menjadi perhatian serius. Sektor properti yang memiliki peran sentral dalam ekonomi China perlu melakukan restrukturisasi internal untuk mengatasi persoalan utang dan merestrukturisasi operasional.

Kesimpulannya, pemerintah China telah mengambil langkah-langkah signifikan guna menjaga stabilitas ekonomi negara setelah insiden Evergrande. Melalui memberikan keyakinan kepada pelaku pasar, mengawasi restrukturisasi utang, dan mengimplementasikan perubahan kebijakan, pemerintah berupaya mengurangi dampak negatif dari krisis utang dalam sektor properti. Meskipun tantangan masih ada, tekad pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan pasar keuangan tetap menjadi fokus utama.

Seperti diketahui, krisis utang terjadi di sektor properti. Selain Evergrande, baru-baru ini perusahaan properti Country Garden pun dilaporkan terancam gagal bayar. Country Garden memiliki utang senilai Rp 2.875 triliun.

Simak Video "Penampakan Longsor-Banjir Bandang di China yang Tewaskan 21 Orang"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMigAFodHRwczovL3d3dy5kZXRpay5jb20vcHJvcGVydGkvYmVyaXRhL2QtNjg4MzM3Mi9yZXNwb25zLXBlbWVyaW50YWgtY2hpbmEtdXNhaS1ldmVyZ3JhbmRlLWJhbmdrcnV0LXRhay1iaXNhLWJheWFyLXV0YW5nLXJwLTUwMDAtdNIBhAFodHRwczovL3d3dy5kZXRpay5jb20vcHJvcGVydGkvYmVyaXRhL2QtNjg4MzM3Mi9yZXNwb25zLXBlbWVyaW50YWgtY2hpbmEtdXNhaS1ldmVyZ3JhbmRlLWJhbmdrcnV0LXRhay1iaXNhLWJheWFyLXV0YW5nLXJwLTUwMDAtdC9hbXA?oc=5

2023-08-18 10:43:02Z
2330295755

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Respons Pemerintah China Usai Evergrande Bangkrut Tak Bisa Bayar Utang Rp 5.000 T - Detikcom"

Post a Comment

Powered by Blogger.