Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan penerimaan pajak tahun ini tidak akan setinggi 2022.
Prediksi ia dasarkan pada realisasi pertumbuhan penerimaan pajak sampai dengan Juli kemarin. Berdasarkan data pada Juli kemarin, penerimaan pajak menyentuh Rp1.109,1 triliun atau 64,56 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Namun, pertumbuhan penerimaan pajak Januari-Juni 2023 secara tahunan (yoy) hanya 7,8 persen alias anjlok tajam dari periode sama di 2022 yang masih bisa sebesar 58,8 persen.
"Sehingga pertumbuhan penerimaan pajak diperkirakan tidak setinggi tahun lalu, namun masih tumbuh positif. Kita harus tetap waspada karena pertumbuhan bulanan, Juni dan Juli, negatif. Ini adalah koreksi menuju normalisasi," tuturnya dalam konferensi pers APBN KiTA, Jumat (11/8).
Ia merinci penerimaan pajak pada Juni 2023 terkontraksi 21 persen yoy. Sedangkan penerimaan pajak pada bulan ini merosot 4,8 persen secara tahunan.
Meski begitu, sebenarnya penerimaan pajak hingga Juli 2023 masih tumbuh positif. Ani merinci Pajak Penghasilan Migas (PPh Migas) berhasil tembus Rp636,5 triliun atau tumbuh 6,98 persen dan sudah mencapai 72,86 persen dari target APBN 2023.
Lalu, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp417,6 triliun alias naik 10 persen menyentuh 56,21 persen dari target. Kemudian, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta pajak lainnya tumbuh 44,76 persen ke Rp9,6 triliun atau 23,99 persen dari target.
Hanya penerimaan PPh Migas yang terkontraksi 7,9 persen di angka Rp45,31 triliun hingga Juli 2023 ini. Meski begitu, capaian ini sudah menembus 73,74 persen dari target APBN.
"Kalau dilihat pertumbuhan tahun ini dari penerimaan pajak 7,8 persen yoy hingga Juli, ini relatif rendah dibanding tahun lalu 58,8 persen yoy. Tentu karena harga komoditas normalisasi dan pertumbuhan ekonomi dunia melambat yang mempengaruhi beberapa kinerja, seperti ekspor serta aktivitas dalam negeri," ungkap Sri Mulyani.
Di lain sisi, Ani mengungkap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih kinclong menyentuh Rp355,5 triliun atau tumbuh 5,4 persen secara tahunan. Angka ini juga sudah menyentuh 80,6 persen dari target APBN.
Ia tak menampik PNBP migas merosot ke angka Rp68,9 triliun per Juli 2023. Alasannya, terjadi penurunan lifting migas dan harga patokan minyak mentah dunia alias ICP.
"Di sisi lain, (PNBP) SDA nonmigas terutama batu bara mengalami kenaikan (menjadi) Rp87,5 triliun. Bukan karena harga meningkat, harga batu bara turun. Namun, tahun ini kita menerapkan PP Nomor 26 Tahun 2022 di mana pembayaran royalti para penambang batu bara meningkat. Ini kenaikan cukup tinggi sehingga cukup baik bagi kenaikan penerimaan SDA batu bara atau nonmigas," jelasnya.
"Kemudian dari kekayaan negara dipisahkan, dividen BUMN kita mengalami kenaikan mencapai Rp17,9 triliun, terutama dari BUMN perbankan dan BUMN yang mengalami profitabilitas tinggi," sambung Ani.
Sementara itu, PNBP lainnya sebesar Rp96,1 triliun, di mana capaian bulan ini turun dibandingkan bulan yang sama di tahun lalu. Ani menyebut penyebabnya adalah realisasi domestic market obligation (DMO) belum tercapai dan pendapatan PHT yang turun.
Tak jauh beda, PNBP dari badan layanan umum (BLU) juga turun ke angka Rp42,9 triliun. Penurunan ini utamanya disebabkan dari pengelolaan dana kelapa sawit, di mana harga sawit turut mengalami moderasi.
(skt/agt)https://news.google.com/rss/articles/CBMigAFodHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL2Vrb25vbWkvMjAyMzA4MTExNjUyMDYtNTMyLTk4NTAxNC9zcmktbXVseWFuaS1wcmVkaWtzaS1wZXJ0dW1idWhhbi1wZW5lcmltYWFuLXBhamFrLXR1cnVuLXRhaHVuLWluadIBhAFodHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL2Vrb25vbWkvMjAyMzA4MTExNjUyMDYtNTMyLTk4NTAxNC9zcmktbXVseWFuaS1wcmVkaWtzaS1wZXJ0dW1idWhhbi1wZW5lcmltYWFuLXBhamFrLXR1cnVuLXRhaHVuLWluaS9hbXA?oc=5
2023-08-12 03:25:33Z
2336499094
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Penerimaan Pajak Turun Tahun Ini - CNN Indonesia"
Post a Comment