Search

China, India & Eropa Bersatu Lambungkan Harga Batu Bara - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia-Harga batu bara kembali menguat tipis dalam tiga hari perdagangan. Penguatan terjadi sejalan dengan permintaan tinggi China dan stok terbatas, rendahnya produksi energi dan tingginya penggunaan listrik India, serta kebutuhan energi Eropa yang meningkat di tengah penurunan Energi Baru Terbarukan (EBT), tenaga angin Perancis.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Oktober ditutup di posisi US$ 159,5 per ton atau naik 0,31% pada perdagangan Senin (4/9/2023). Sepanjang bulan ini, harga batu bara telah menguat dua hari berturut-turut, naik tipis 0,63%.

Posisi harga batu bara kali ini semakin mendekati level psikologis US$ 160.

Sentimen kenaikan harga kali ini datang dari China sebagai produsen, konsumen, importir batu bara terbesar global. Pelaku pasar akan menantikan data permintaan dari Tiongkok di tengah menipisnya tingkat stok dan hilangnya produksi dalam negeri.

Berkurangnya stok China disinyalir akibat pengetatan langkah-langkah keselamatan tambang yang membatasi tingkat produksi Tiongkok. Keterbatasan stok akan mendorong kenaikan harga, sebab stok yang terbatas akan mendorong batu bara diperebutkan, sehingga mekanisme pasar akan meningkatkan harga.

Di sisi lain, S&P Global memperkirakan potensi dari peningkatan permintaan Tiongkok yang akan turut mendorong harga untuk dapat naik lebih tinggi.

Pasar Asia juga perlu memperhatikan India sebagai pengguna batu bara terbesar kedua dunia. India telah meningkatkan penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik dalam upaya menghentikan pemadaman listrik yang disebabkan oleh rendahnya produksi pembangkit listrik tenaga air dan energi baru terbarukan lainnya.

Dari sisi permintaan, India sedang berjuang untuk mengimbangi rekor permintaan listrik. Melansir Reuters, lonjakan penggunaan listrik di India jarang terjadi pada Agustus, pasalnya suhu lebih rendah akibat musim hujan tahunan berlangsung antara bulan Juni dan September.

Biasanya, permintaan mencapai puncaknya pada bulan Mei, ketika masyarakat India meningkatkan penggunaan listrik untuk AC dalam mengatasi panas dan industri beroperasi tanpa gangguan akibat hujan.

Namun, Agustus kali ini menjadi bulan paling kering India dalam lebih dari satu abad yang menyebabkan rekor penggunaan pembangkit listrik mencapai 162,7 miliar kilowatt per jam, berdasarkan analisis data Reuters dari operator jaringan listrik federal Grid India.

Beralih ke Eropa, harga spot Eropa naik pada hari Senin karena suhu yang lebih hangat diperkirakan akan meningkatkan permintaan di seluruh wilayah pada suhu yang lebih hangat, dan tenaga angin Perancis diperkirakan turun.

"Prospek (Selasa) adalah bullish, karena peningkatan pasokan tenaga angin yang terbatas tidak mampu mengimbangi peningkatan signifikan dalam permintaan Jerman dan beban sisa Perancis, terutama pada malam hari," kata analis LSEG Ricardo Parviero.

Kendati demikian, perkiraan tersebut belum tercermin dari harga gas yang merupakan sumber energi Eropa dan substitusi batu bara. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) semakinmenjauhilevel psikologis EUR 40 per Mega-Watt hour (MWh). Hargaanjlok5,1% ke 33,795euro per MWh.

(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/rss/articles/CBMidWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3Jlc2VhcmNoLzIwMjMwOTA1MDcwMTA1LTEyOC00NjkxODEvY2hpbmEtaW5kaWEtZXJvcGEtYmVyc2F0dS1sYW1idW5na2FuLWhhcmdhLWJhdHUtYmFyYdIBAA?oc=5

2023-09-05 00:17:00Z
2388467211

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "China, India & Eropa Bersatu Lambungkan Harga Batu Bara - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.