
- Pasar keuangan Indonesia babak belur pada pekan kemarin di mana IHSG dan rupiah sama sama ambruk
- Wall Street berakhir beragam pada pekan lalu di tengah musim laporan keuangan
- Pergerakan pasar keuangan pekan ini diperkirakan akan volatile mengingat banyaknya data dan agenda genting sepanjang satu pekan ke depan
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia pada pekan lalu kompak berada di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk 1,25% sepekan, rupiah jatuh 1,31%% sementara imbal hasil pada Surat Berharga Negara (SBN) naik tajam.
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada pekan ini karena banyaknya data dan agenda penting sepanjang pekan ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (26/1/2024) ditutup melemah 0,57% di 7.137,09. Dalam sepekan IHSG jeblok 1,25%. Artinya, IHSG sudah jeblok selama tiga pekan beruntun.
Tercatat turnover IHSG berada di angka Rp10,28 triliun dengan total volume saham 17,12 miliar lembar. Tercatat 183 saham naik, 346 turun dan 237 tidak berubah.
Pelemahan IHSG pada perdagangan Jumat (26/1/2024) didorong oleh kejatuhan delapan sektor.. Hanya tiga sektor yang menguat yakni keuangan menguat 0,20%, properti naik 0,44% dan infrastruktur terapreasiasi 0,12%.
Penguatan di sektor keuangan, salah satunya ditopang dari kenaikan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menguat 0,40% di level Rp6.300 dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terapreasiasi 0,46% di level Rp5.425.
Diketahui PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah merilis laporan keuangan 2023. BBNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp20,9 triliun sepanjang tahun 2023, tumbuh +14,2% secara tahunan, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp18,31 triliun pada tahun 2022.
Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga telah merilis laporan keuangan 2023. Emiten perbankan swasta terbesar di RI milik keluarga Hartono, Bank Central Asia (BBCA), mencatatkan laba bersih konsolidasi senilai Rp 48,6 triliun di sepanjang023. Catatan laba tersebut naik 19,4% dibandingkan dengan capaian 2022.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,03% di angka Rp15.815/US$1. Namun, dalam sepekan rupiah tetap ambruk 1,31%. Dengan demikian, rupiah sudah ambruk selama empat pekan beruntun.
Pelemahan rupiah sepanjang Januari 2024 dipicu oleh faktor eksternal dan internal. Dari eksternal, faktor terkuat adalah masih kencangnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) mulai dari inflasi hingga ketenagakerjaan yang di atas ekspektasi pasar.
Sebagai catatan, AS melaporkan ekonomi mereka tumbuh sebesar 3,3% (yoy)pada kuartal IV 2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari ekspektasi 2% dari para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, yang menggarisbawahi berlanjutnya ketahanan ekonomi meskipun ada kenaikan suku bunga dari The Federal Reserve (The Fed).
Lebih lanjut, data PMI Manufaktur Flash AS yang naik lebih tinggi dari konsensus dan periode satu bulan sebelumnya, yakni dari 47,9 menjadi 50,3.
Sedangkan, PMI Composite AS pada Januari 2024 secara flash menunjukkan ada kenaikan PMI dari 50,9 menjadi 52,3 dan lebih tinggi dari perkiraan yang proyeksi turun ke posisi 50,3.
Sementara data ketenagakerjaan AS juga masih terbilang cukup panas bahkan di atas ekspektasi pasar. Biro Ketenagakerjaan AS melaporkan penurunan klaim awal tunjangan pengangguran sebanyak 16.000 menjadi 187.000 untuk pekan yang berakhir 13 Januari 2024.
Klaim pengangguran AS menandai posisi terendah sejak September 2022, meleset jauh dari perkiraan yang proyeksi naik ke 207.000, menurut penghimpun data Trading Economics.
Data pekerjaan di luar pertanian atau Non-Farm Payroll (NFP) pun tercatat naik ke 216.000 pada Desember 2023. Nilai tersebut diluar perkiraan yang proyeksi turun ke 170.000, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 173.000 pekerjaan.
Inflasi AS juga justru menguat ke 3,4% (yoy) pada Desember 2023, dari 3,2% (yoy) pada November 2023.
Masih kencangnya ekonomi AS ini menjauhkan harapan pelaku pasar untuk melihat pemangkasan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Pelaku pasar kini melihat pemangkasan suku bunga kini bergeser ke Mei dari sebelumnya pada Maret 2024.
Dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun menguat tiga hari beruntun hingga penutupan pasar pada pekan kemarin. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun menguat 0,41% di level 6,625% pada perdagangan Jumat (26/1/2024). Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).
https://news.google.com/rss/articles/CBMihAFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDI0MDEyODIzMjAyNC0xMjgtNTA5NjcyL3Bla2FuLXN1cGVyLXBhbmFzLWFkYS1wZW5ndW11bWFuLWluZmxhc2ktdGhlLWZlZC1maW5hbC1kZWJhdC1jYXByZXPSAYgBaHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vcmVzZWFyY2gvMjAyNDAxMjgyMzIwMjQtMTI4LTUwOTY3Mi9wZWthbi1zdXBlci1wYW5hcy1hZGEtcGVuZ3VtdW1hbi1pbmZsYXNpLXRoZS1mZWQtZmluYWwtZGViYXQtY2FwcmVzL2FtcA?oc=5
2024-01-28 23:07:25Z
CBMihAFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDI0MDEyODIzMjAyNC0xMjgtNTA5NjcyL3Bla2FuLXN1cGVyLXBhbmFzLWFkYS1wZW5ndW11bWFuLWluZmxhc2ktdGhlLWZlZC1maW5hbC1kZWJhdC1jYXByZXPSAYgBaHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vcmVzZWFyY2gvMjAyNDAxMjgyMzIwMjQtMTI4LTUwOTY3Mi9wZWthbi1zdXBlci1wYW5hcy1hZGEtcGVuZ3VtdW1hbi1pbmZsYXNpLXRoZS1mZWQtZmluYWwtZGViYXQtY2FwcmVzL2FtcA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pekan Super Panas! Ada Pengumuman Inflasi-The Fed & Final Debat Capres - CNBC Indonesia"
Post a Comment