JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga siang ini, Senin (9/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih melanjutkan pelemahan. Bahkan indeks turun semakin dalam.
Mengutip data RTI pada perdagangan sesi kedua pukul 14.15 WIB, IHSG makin menurun pada posisi terendah 5.241 atau turun 255,4 poin (4,65 persen) dibanding penutupan Jumat pekan lalu 5.364,60.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia ( BEI) Inarno Djajadi mengatakan pihaknya terus memantau secara seksama penurunan ini yang merupakan instability yang terjadi secara global.
"Tidak hanya kita saja Stock Exchange Thailand (SET) sudah turun 6,77 persen, Australian Stock Exchange (AST) turun 7 persen saat ini. Kami terus memantau bersama OJK sudah ada beberapa tools yang kita siapkan dan kita akan gunakan tools tersebut pada saat yang tepat ya," kata Inarno kepada Kompas.com.
Baca juga: IHSG Jeblok, BUMN Pertimbangkan Buyback Saham
Inarno menyebutkan ada beberapa tools yang akan diterapkan secara hati-hati. Antara lain perubahan harga asimetris atau auto reject asimetris guna mengurangi potensi penurunan IHSG lebih dalam lagi.
Ada juga penerapan buyback saham oleh emiten agar harga saham bisa terukur dan memiliki potensi membaik jika kondisi stabil dan harga naik.
"Namun kami akan hati-hati menerapkannya," tambah Inarno.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, berdasarkan pantauannya dalam perkembangan IHSG sampai perdagangan sesi pertama, OJK siap mengeluarkan kebijakan jika diperlukan.
“OJK memantau dengan cermat dan hati-hati kondisi pasar modal kita, termasuk kondisi pasar regional dan global. OJK siap mengeluarkan kebijakan yang diperlukan pada saat OJK menilai bahwa perlu dilakukan kebijakan tertentu menyikapi dinamika pasar selanjutnya,” kata Hoesen melalui siaran resmi OJK siang ini.
Pada jumpa pers akhir bulan lalu dimana IHSG juga sempat turun tajam, Inarno mengatakan BEI menerapkan beberapa tools untuk antisipasi penurunan IHSG.
Salah satu tools yang akan diterapkan BEI saat itu adalah mencabut daftar efek short selling sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan yang diharapkan bisa menstabilkan pasar.
Ada juga tools lainnya yang diterapka yakni penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang bisa dilakukan jika penurunan indeks terjadi secara signifikan.
Selain itu, BEI juga melakukan market signaling kepada pelaku pasar dan juga memfasilitasi public expose insidentil untuk meyakinkan investor mengenai rencana korporasi ke depannya.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiYmh0dHBzOi8vbW9uZXkua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjAvMDMvMDkvMTUxMTEzNTI2L2loc2ctamVibG9rLWJlaS1iYWthbC10ZXJhcGthbi1zZWp1bWxhaC1sYW5na2Fo0gFmaHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS9tb25leS9yZWFkLzIwMjAvMDMvMDkvMTUxMTEzNTI2L2loc2ctamVibG9rLWJlaS1iYWthbC10ZXJhcGthbi1zZWp1bWxhaC1sYW5na2Fo?oc=5
2020-03-09 08:11:00Z
52782072941993
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Jeblok, BEI Bakal Terapkan Sejumlah Langkah - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment