Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil pada perdagangan kemarin, Senin (21/3/2022). Fluktuasi harga saham-saham Tanah Air terjadi seiring dengan dana asing yang keluar dari pasar ekuitas domestik.
Meski berakhir stagnan di level 6.955, IHSG terpantau cukup volatil. Asing mencatatkan net sell senilai Rp 568 miliar di seluruh pasar.
Sebagai rincian, asing net sell senilai Rp 383 miliar di pasar reguler dan ada outflow sebesar Rp 185 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Kendati bank sentral AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Maret 2022 pekan lalu, pasar saham Indonesia tercatat masih kebanjiran inflow.
Data perdagangan mencatat dalam sepekan terakhir, asing net buy Rp 5,57 triliun di seluruh pasar. Outflow juga terjadi baru pertama kali di pekan ini. Ini mengindikasikan bahwa outflow yang terjadi bersifat temporer.
Sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed seharusnya sudah diantisipasi dengan baik oleh pelaku pasar. Proyeksi ekonomi The Fed yang memperkirakan kenaikan suku bunga acuan akan dinaikkan 6x lagi juga sudah sejalan dengan perkiraan para pelaku pasar.
Selain aspek kebijakan moneter global, pasar juga saat ini masih terus mencermati perkembangan konflik antara Rusia dengan Ukraina.
Negosiasi gencatan senjata terus berlanjut. Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan jika negosiasi gagal itu berarti perang dunia III pecah.
Sementara itu bursa saham kawasan Benua Kuning cenderung bergerak variatif kemarin. Beberapa bursa saham Asia Tenggara yang melemah kemarin antara lain adalah Malaysia yang turun 0,26% disusul Filipina yang ambles 0,73% dan ada bursa saham Thailand yang terkoreksi 0,15%.
Setelah stagnan pada perdagangan kemarin, bagaimana prospek IHSG untuk hari ini? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak di rentang 6.906-6.999.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak flat terbatas. Namun RSI masih belum menunjukkan adanya tekanan jual yang berarti.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 dan garis EMA 26 membentuk pola konvergen (menyempit), begitu juga pergerakan bar histogram yang terbatas.
Jika melihat indikator teknikal maka ada peluang IHSG berpeluang terkonsolidasi turun terlebih dahulu. Indeks kembali berpotensi menguji level psikologis 6.900-7.000 untuk hari ini.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/vap)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIyMDMyMjAxMTY0MS0xNy0zMjQ3MDYvYm9sZWgtcGFuZ2dpbC1wYXdhbmctaHVqYW4taGFyaS1pbmktaWhzZy1yYXdhbi1iYW5qaXLSAQA?oc=5
2022-03-22 00:05:00Z
1115207062
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Boleh Panggil Pawang Hujan, Hari Ini IHSG Rawan 'Banjir' - CNBC Indonesia"
Post a Comment