Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi dunia nampaknya pasti akan terjadi di 2023, bahkan bisa berlangsung dalam waktu yang cukup panjang. Sebabnya, bank sentral yang akan menahan suku bunga tinggi dalam waktu yang lama.
Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) dalam economic outlook edisi November memberikan prediksi tersebut. Tiga bank sentral utama dunia, The Fed (bank sentral Amerika Serikat/AS), Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga hingga awal tahun depan, dan ditahan di level tinggi hingga 2025.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga ke atas 5%, sementara BoE dan ECB di atas 4%.
Foto: OECD Economic Outlook, November 2022
|
Kemungkinan suku bunga tinggi bertahan lama juga diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Fenomena ini disebut sebagai kebijakan higher for longer.
Suku bunga tinggi berisiko membuat perekonomian mengalami kontraksi (tumbuh negatif). Jika ditahan dalam waktu yang lama tentunya kontraksi juga bisa berlangsung lama.
BoE di bawah pimpinan Andrew Bailey sudah "mendeklarasikan" Inggris akan mengalami resesi terpanjang dalam sejarah.
"Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan terus merosot selama 2023 dan berlanjut hingga semester I-2024 akibat tingginya harga energi dan pengetatan kondisi finansial akan membebani belanja rumah tangga," kata BoE Jumat (11/11/2022).
Di hari yang sama Biro Statistik Inggris hari ini melaporkan produk domestik bruto (PDB) di kuartal III-2022 mengalami kontraksi sebesar 0,2% dari kuartal sebelumnya.
Jika di kuartal IV nanti PDB kembali mengalami kontraksi, maka Inggris dikategorikan masuk resesi teknikal.
Selain BoE, bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) juga mengatakan perekonomiannya akan stagnan 3 kuartal ke depan.
Terbaru, bank sentral Selandia Baru (Reserve Bank of New Zealand/RBNZ) mempredisi perekonomiannya akan mulai mengalami kontraksi pada kuartal II-2023, dan terus menurun hingga kuartal I-2024.
Kondisinya bisa semakin parah jika inflasi tidak segera turun. Perekonomian sudah merosot, yang artinya akan ada penambahan pengangguran, disertai dengan inflasi tinggi. Hidup masyarakat jadi berat.
Namun, kenaikan suku bunga harus terus dilakukan guna menurunkan inflasi. Resesi panjang adalah rasa sakit yang bisa menyembuhkan dari inflasi tinggi.
"Inflasi adalah musuh semua orang, dan kita harus menghilangkannya dari perekonomian dengan mengurangi belanja rumah tangga. Itu artinya kita akan mengalami periode pertumbuhan ekonomi negatif," kata Gubernur RBNZ, Adrian Orr, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (23/11/2022).
HALAMAN SELANJUTNYA >>> RI Kebal Resesi, tapi Tak Kebal Pelambatan Ekonomi
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIyMTEzMDA2MDAwNi0xNy0zOTIzMTkvZWtvbm9taS1kdW5pYS1tYWtpbi1nZWxhcC1zaWFwLXNpYXAtcmVzZXNpLXBhbmphbmfSAQA?oc=5
2022-11-30 00:50:13Z
1668088730
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi Dunia Makin Gelap, Siap-Siap Resesi Panjang! - CNBC Indonesia"
Post a Comment