Search

Market Seram! Ancaman Baru Bagi IHSG Bernama Currency War 05 August 2019 15:58 WIB - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis menilai pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di atas 2,35% pada perdagangan hari ini disebabkan karena kekhawatiran pasar atas perang dagang yang makin panas antara Amerika Serikat dan China.

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan pelemahan yang terjadi pada indeks sejak pagi ini disebabkan karena pasar mengkhawatirkan terjadinya currency war. Apalagi saat ini renminbi terus mengalami pelemahan terhadap dolar.

"Terutama karena pelemahan Yuan China yang tembus di atas 7 terhada dolar Amerika," kata Suria kepada CNBC Indonesia, Senin (5/8/2019).


Pelemahan yuan ini disebabkan karena ancaman Trum yang akan meningkatkan tarif dagang untuk US$ 300 miliar produk dari China yang saat ini belum dikenakan tarif. Tarif yang akan dikenakan senilai 10%.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan pelemahan indeks hari ini memang bersamaan dengan dirilisnya data pertumbuhan ekonomi, namun hal ini hanya berdampak tipis pada indeks.


Indeks diperkirakan masih akan dapat melemah hingga ke level support 6.188 poin.

"Data GDP hanya sekedar trigger yang menggenapi takdir IHSG untuk menuju level 6.200. Awalnya diperkirakan 6.250 akan mampu menahan penurunan, namun ternyta Support ini pun masih terus tertembus dan membuat IHSG harus mencari landasan selanjutnya di sekitar 6188," jelas dia kepada CNBC Indonesia siang ini.

Adapun Suria menyarankan investor untuk tetap memperhatikan saham-saham blue chip yang sudah tertekan banyak. Namun harus tetap waspada, sebab pelemahan indeks diperkirakan masih akan berlanjut hingga esok hari.

(hps/hps)

Let's block ads! (Why?)


https://www.cnbcindonesia.com/market/20190805155052-17-89923/seram-ancaman-baru-bagi-ihsg-bernama-currency-war

2019-08-05 08:58:52Z
52781740651779

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Market Seram! Ancaman Baru Bagi IHSG Bernama Currency War 05 August 2019 15:58 WIB - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.